RSMS Online, Tak Ada Lagi Antrean Berjubel

  • 21 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Banyumas – Masih merasakan antre panjang ketika periksa di rumah sakit? Kesal karena berjam-jam tak kunjung dipanggil dokter? Masa itu sudah berakhir di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo sejak diterapkannya pendaftaran online berbasis web sejak tahun lalu. 

Awal tahun ini, sistem tersebut lebih dipermudah lagi dengan hadirnya aplikasi RSMS (Rumah Sakit Margono Soekarjo) online. Hanya dengan mengunduh melalui android appstore, kemudian melakukan registrasi akun, login akun kemudian registrasi pasien, masyarakat sudah langsung bisa memesan jadwal periksa pasien.

“Sebelum ada registrasi online, antrean cukup panjang. Jam 4 pagi (pukul 04.00) sudah pada datang. Datang jam (pukul) 06.30, antreannya sudah 400 (orang). Dengan registrasi online, akses kemudahan, kepastian waktu terjamin. Sehingga pasien tidak lagi berjubel,” kata Direktur Utama RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Dr Hariyadi Ibnu Junaedi Sp B saat Launching Aplikasi RSMS Online di rumah sakit setempat, Sabtu (20/5).

Begitu sudah mendaftar, lanjutnya, pasien sudah mendapat jaminan kepastian pemeriksaan. Mereka juga tak butuh waktu lama menunggu panggilan dokter. Di sisi rumah sakit, aplikasi RSMS membawa manfaat mampu mengikat pasien menjadi pelanggan, dengan kemudahan layanan yang ditawarkan. Apalagi, layanan pendaftaran RSMS Online bisa berlaku bagi seluruh peserta jaminan kesehatan, seperti BPJS, Jamkesda, dan umum.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP yang meluncurkan aplikasi RSMS berharap, keberadaan aplikasi tersebut bisa memberi kenyamanan dan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan fasilitas kesehatan.

“Dengan adanya aplikasi, akan diperoleh kemudahan, kepastian dan kecepatan. Tentu harapan kita pelayanan kepada masyarakat lebih baik, dan juga masyarakat akan merasa butuh, karena data sudah terekam di kita. Mengenai SDM, di rumah sakit sudah siap. Justru SDM di luar rumah sakit yang mesti kita sosialisasikan. Kita beri pemahaman bahwa mendaftar tidak perlu datang bolak balik lagi,” tuturnya.

Setelah teknologi untuk memberi kemudahan layanan dilakukan, lanjut Sri Puryono, perlu diiringi dengan profesionalitas tenaga medis dalam menangani pasien. Secara keilmuan dan keahlian, kemampuan para dokter sudah tidak diragukan lagi. Namun, secara attitude, menurutnya, masih perlu diperbaiki. Jangan sampai ada pasien yang merasa tidak dilayani dengan baik oleh para tenaga kesehatan. Terlebih, tenaga kesehatan, khususnya dokter di Indonesia jumlahnya masih kurang.

“Dokter di Indonesia ini kan masih kurang. Maka saya minta peranan yang lebih. Jangan sampai malah ada pemikiran, halah ana ora ana mengko aku yo digoleki, wong dokter isih kurang,” tegas dia.

Sekda juga menyampaikan, pihaknya tidak melarang apabila dokter yang bekerja di rumah sakit milik provinsi membuka praktik di luar rumah sakit, atau bahkan memiliki rumah sakit sendiri. Tapi dia berpesan, jangan sampai ada conflict of interest.

 

“Dokter di sini punya klinik, punya rumah sakit sendiri, silakan saja. Tapi jangan sampai ada conflict of interest. Keliru. Yang penting diatur saja agar jangan sampai mengganggu tugas pelayanan yang lebih pokok,” pesannya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo

 

Berita Terkait