Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Resmikan Ruang Pelayanan Perizinan DPMPTSP, Pj Gubernur Jateng Harap Lebih Tingkatkan Investasi
- 23 Dec
- ikp
- No Comments
SEMARANG – Ruang Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, yang baru saja selesai direnovasi, diharapkan lebih menarik investor dan pelaku usaha, dalam menanamkan modalnya di provinsi ini. Apalagi, dengan penataan ruang yang lebih representatif untuk melayani perizinan ke masyarakat.
Hal itu ditekankan Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, seusai meresmikan Ruang Pelayanan Perizinan baru, di Kantor DPMPTSP, Jalan Mgr Soegiopranoto Nomor 1 Semarang, Senin (23/12/2024). Menurutnya, investasi di Jateng semakin baik.
“Untuk investasi baik PMDN, PMA, ada peningkatan investasi luar biasa. Jadi di lima tahun terakhir ada suatu peningkatan signifikan. Tahun ini kami mengambil target 80,1 persen. Tahun sebelumnya 87 persen. Artinya, iklim investasi di Jateng meningkat signifikan,” kata Nana.
Selain itu, imbuhnya, di Jawa Tengah telah banyak berdiri delapan kawasan industri, juga pelayanan perizinan yang mudah, lebih cepat, dan nyaman, serta pemaksimalan sistem digital yang bisa diakses kapan saja, dan akuntabel. Ditunjang pula dengan pelayanan lebih humanis kepada investor.
“Peningkatan investasi ini tentunya juga memberikan multiplier effect terhadap program prioritas kami, seperti kami berusaha menekan angka kemiskinan maupun pengangguran. Ini sangat kami rasakan penurunan kemiskinan dan kemiskinan ektrem. Pengangguran turun hampir kurang lebih sekitar satu persen,” ujarnya.
Nana berharap, Jawa Tengah bisa bersaing dengan provinsi di Pulau Jawa, dalam peningkatan kualitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Khususnya dalam rangka meningkatkan perekonomian, pertumbuhan ekonomi di Jateng. Kita harapkan tujuan ke depan, pertama memberikan pelayanan, kedua menyejahterakan masyarakat Jateng ke depan,” pungkasnya.
Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, renovasi Ruang Pelayanan Perizinan tersebut di antaranya meliputi penambahan luas yang semula 100 meter persegi kini jadi 300 meter persegi, serta pemaksimalan ruang pelayanan publik dengan total meja pelayanan sekitar sembilan pelayanan.
“Awalnya ruangan hanya memiliki luas 100 meter persegi dan di belakangnya ada back office. Nah, back office kami pindah untuk dijadikan ruang layanan publik semuanya, menjadi (luas sekarang) 300 meter persegi,” kata Sakina.
Menurutnya, di antara yang melatarbelakangi adanya renovasi itu lantaran setiap hari banyak tamu investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), serta sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pengerjaan renovasi 45 hari dengan sesuai ketentuan APBD Perubahan, yaitu dari 6 November-19 Desember 2024, dengan nilai lebih dari Rp235 juta.
“Tujuannya (Ruang Pelayanan Perizinan) pasti memberikan ruang yang nyaman pada calon investor, investor. Kalau sistemnya terdigitalisasi, ternyata masyarakat kita masih membutuhkan layanan face to face, perlu pendampingan, tatap langsung itu masih dibutuhkan. Setiap hari kami rata-rata 20-an pelaku usaha yang hadir. Kami rasa ruangan kemarin itu tidak mempresentasikan pelayanan publik yang baik,” tutur Sakina.
Ia menambahkan, kini ruang baru tersebut lebih nyaman, kekinian, serta untuk memberikan pelayanan publik yang baik kepada investor dan calon investor masuk ke Jawa Tengah. Di ruangan yang baru, di antaranya terdapat berbagai layanan seperti Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) atau Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Laporan Kegiatan Penanaman Modal, Pengaduan, dan ada juga konter layanan terbaru untuk masyarakat di Marina Semarang yaitu pengurusan Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Hak Pengelolaan Lahan (HPL).
“Itu yang kami laksanakan, jadi menjadi tugas kami untuk menyediakan sarana yang terbaik,” kata dia.
Sakina menuturkan, keberadaan ruang tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan investasi di Jawa Tengah. Saat ini berdasarkan data LKPM untuk Januari-September 2024, investasi Jateng sudah di angka Rp 65,89 triliun. Artinya jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 sebesar Rp 77,02 triliun, pihaknya sudah mencapai 85,5 persen sampai September. Belum sampai di triwulan hingga Desember 2024.
“Makanya ketika kami ditanya Pak Pj Gubernur (Nana Sudjana) apakah target tercapai dengan kenaikan 4 persen, target kami, internal kami, targetnya 10 persen dari tahun 2023, Insyaallah, tercapai,” terangnya optimistis.
Pihaknya juga optimistis jika di tahun 2025, investasi di Jawa Tengah akan meningkat lagi mengingat banyak kawasan industri, banyak perusahaan atau pabrik yang relokasi ke Jawa Tengah, dan lainnya.
“Target kami di RPJMD di angka 4 persen, tapi kami harus optimistis bisa mencapai 10 persen di tahun 2025,” ucapnya.
Salah seorang warga, yaitu pemilik Bj Homade Semarang, Azis Abdullah Bajasud menyampaikan, dia tengah mengurus perizinan di Ruang Pelayanan Perizinan. Ia mengaku pengurusannya terkait penambahan pengembangan usaha, yang mulanya hanya memproduksi produk kerajinan dari limbah kayu, kini juga ke limbah produk berupa tempurung kelapa menjadi briket.
“Keberadaan ruang ini sangat membantu, apalagi kami dari pengusaha atau pelaku usaha difabel. Pelayanannya ramah, mudah, dan cepat. Enggak repot naik tangga,” ujar Azis, yang juga pendiri Komunitas Difabel Mandiri (KDM) di lokasi. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)