Radikalisme Renggangkan Kohesi Kehidupan Berbangsa

  • 03 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Surakarta – Gerakan radikal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam merenggangkan kohesi kehidupan berbangsa. Kerenggangan kohesi itu menyebabkan ukhuwah islamiyah dengan sesama muslim terganggu. Terlebih, dengan umat agama lain.

“Pelaku gerakan radikal menggunakan nama Islam, kegiatannya dikemas seperti kegiatan umat Islam, dan bendera yang dibawa juga sama. Tapi, (gerakan) mereka merenggangkan kohesi kehidupan berbangsa. Ukhuwah sesama muslim saja terganggu, apalagi umat lain,ā€¯ kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah HM Darodji dalam kegiatan Halaqah dan Halal Bihalal Ulama dengan tema Mengantisipasi Perkembangan Radikalisme dan Terorisme di Jawa Tengah di Hotel Lor Inn, Selasa (2/8).

Darodji bahkan menilai gerakan radikalisme, khususnya di Jawa Tengah, sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Karenanya, MUI Jateng kini semakin mengambil peran untuk memerangi masalah tersebut. Salah satunya melalui Deklarasi Antiradikalisme yang dicanangkan dalam waktu dekat ini.

“Pada 15 Agustus kami berencana melakukan Deklarasi Antiradikalisme secara serentak agar masyarakat tahu bagaimana keinginan Jawa Tengah agar terbebas dari radikalisme. Tahapannya melalui halaqah. Sosialisasi dan diskusi terlebih dulu,” jelas dia.

Ditambahkan, MUI Jateng juga berkeinginan menerbitkan buku bertopik radikalisme yang dituangkan dengan bahasa ringan, sehingga masyarakat mudah memahaminya. Melalui pemahaman yang benar, diharapkan masyarakat tidak mudah terjebak masuk pada gerakan tersebut dan lebih mewaspadai keberadaannya.

“Kami bertekad mewujudkan Islam yang rahmatan lilalamin. Islam yang penuh kasih sayang. Sayang itu tentu jauh dari sikap radikal dan kekerasan,” ujar Darodji.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyampaikan masalah radikalisme menjadi perhatian serius Presiden RI Ir H Joko Widodo. Bahkan, setiap kali berkunjung ke daerah, presiden selalu menyelipkan agenda bertemu dengan ulama. Tujuannya untuk mendengarkan secara langsung apa sebenarnya suasana yang tengah terjadi di masyarakat.

Merawat Indonesia, lanjutnya, merupakan tugas yang berat. Mimpi besarnya menuju masyarakat adil dan makmur seperti tertuang pada pembukaan UUD 1945. Dalam mencapai hal itu, mesti ada quality improvement, di mana agama menjadi salah satu komponen yang ada di dalamnya, dan mesti dijadikan bekal pada setiap individu.

“Kalau per individu bekal pemahamannya sama, maka (ibarat) berbaris kalau perintahnya belok ke kiri, ya ke kiri. Kalau pendengarannya kurang, ya tidak pas. Beda pemahaman, dan mesti kita samakan terus,” urai mantan anggota DPR RI itu.

Perubahan lingkungan eksternal dunia, kata gubernur, menimbulkan goncangan yang luar biasa, baik di bidang politik, ideologi maupun ekonomi. Goncangan itu tidak hanya dialami Indonesia tapi juga dunia. Ganjar menyebut contoh, orang-orang yang bergabung ke Syiria adapula yang dari Eropa.

“Politik dan ekonomi yang bergerak, memengaruhi kondisi nasional. Ternyata masuk di dalamnya cerita-cerita yang makin radikal. Muncul teroris yang makin berani. Nanti bisa dicek, kira-kira yang melakukan teror karakternya seperti apa. Apakah pemahaman agamanya tinggi atau tidak. Apakah ekonominya mampu atau tidak. Persentasenya lebih banyak mana,” tuturnya.

Ketika informasi itu sudah dipahami, Ganjar meminta ada langkah berikutnya yang akan diambil untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Tentunya, dengan mempertimbangkanĀ berbagai aspek karena ada banyak kelompok dengan perbedaannya. Sehingga, metode yang diterapkan tidak bisa sama.

“Saya kira dulu Walisongo masuk lebih banyak ke kulturnya. Mungkin kulturalnya yang lebih pas untuk kita masuki,” ujarnya.

Metode lain mungkin bisa dengan ceramah, atau memasukkan kegiatan yang merepresentasikan ideologi Pancasila. Ganjar juga memberikan ide untuk mengajak para guru SMA dan SMK yang kewenangannya di bawah provinsi, melaksanakan hasil halaqah antiradikalisme yang diinisiasi para ulama.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait