Pulang Dari Palu, Ganjar Minta Warganya Terus Waspada

  • 16 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Boyolali – Usai mengunjungi lokasi bencana alam gempa dan tsunami di Palu Sulawesi Tengah, sesampainya di Jawa Tengah, Selasa (16/10), Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP tidak langsung pulang ke rumahnya untuk beristirahat. Dia langsung menghadiri acara Temu Pendonor Darah Sukarela dan Temu Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) se-Jateng di Asrama Haji Donohudan Boyolali.

Selain memberikan penghargaan kepada para pendonor yang sudah berdonor darah sebanyak 50 dan 75 kali, kesempatan itu tidak disia-siakan Ganjar untuk bersosialisasi tentang pentingnya mitigasi bencana.

“Saya baru saja pulang dari Palu. Masya Allah, di sana saya tidak dapat berkata apa-apa melihat kedahsyatan bencana yang terjadi. Ada gempa, tsunami ditambah peristiwa likuifaksi di mana rumah-rumah tenggelam,” katanya di hadapan ribuan peserta.

Mantan anggota DPR RI itu juga memutarkan rekaman siaran salah satu televisi yang dia simpan di gawainya. Rekaman tersebut memberitakan bagaimana potensi bencana di Jawa Tengah yang juga sangat besar, seperti di Brebes, Purworejo, Cilacap dan daerah-daerah lainnya.

“Ini tidak hoaks, masyarakat harus tahu ini. Sudah banyak contohnya, kejadian di Jemblung, Longsor Purworejo, Karanganyar dan bencana lain sudah terjadi di Jateng,” tegas dia.

Informasi tersebut, lanjut gubernur, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Justru informasi itu penting agar kesadaran masyarakat terhadap upaya mitigasi bencana dapat ditingkatkan.

“Jateng itu rawan longsor, banjir, gempa tektonik, gempa vulkanik, rawan tsunami. Semua peta bencana sudah ada. Tinggal saat ini bagaimana menyosialisasikan karena tidak cukup mudah meyakinkan masyarakat bahwa di tempat mereka tinggal adalah potensi bencana,” beber Ganjar.

Contoh yang sudah terjadi, lanjutnya, longsor di Banjarnegara. Sebenarnya potensi bencana itu sudah diketahui dan disosialisasikan jika tempat tinggal mereka rawan bencana.

“Tapi yang namanya masyarakat ya begitu, bilangnya nggak papa. Akhirnya kejadian juga,” ungkap gubernur.

Agar meminimalisasi kejadian semacam itu, pihaknya terus melakukan edukasi dengan memberikan data, fakta dan simulasi secara visual kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat menyadari dan memahami sejak awal potensi bencana yang terjadi.

“Kami juga sedang membuat RPJMD terkait mitigasi bencana di Jateng. Upaya-upaya ini terus kami lakukan dan kami minta dukungan semua masyarakat khususnya anggota Sibat untuk membantu kami menyadarkan masyarakat terkait mitigasi bencana,” tegasnya.

Orang nomor satu di Jawa Tengah ini juga meminta masyarakat mengamalkan kembali kearifan-kearifan lokal dalam menghadapi bencana.

“Kearifan lokal saya minta kembali dihidupkan. Misalnya, ada binatang yang ramai-ramai turun gunung, itu tandanya gunung mau meletus, atau kalau ada rekahan tanah mengeluarkan air keruh tandanya mau gempa. Kalau melihat kondisi-kondisi itu, masyarakat harus peka untuk melakukan tindakan penyelamatan,” tandas Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) ini.

Terakhir, Ganjar berpesan kepada masyarakat, bahwa Jawa Tengah memiliki potensi bencana yang besar. Untuk itu, masyarakat diminta mulai bersahabat dengan bencana, dengan mengedepankan tindakan-tindakan mitigasi.

“Menanam pohon, membersihkan saluran-saluran air, melatih kesiagaan warga dan sebagainya. Semuanya harus dimulai sejak saat ini,” tutupnya.

Penulis: Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto: Humas Jateng

Berita Terkait