Puasa Tak Sekadar Ibadah Fisik

  • 16 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Menjalankan puasa yang pantang makan, minum, melakukan perbuatan buruk atau segala hal yang membatalkan puasa hingga periode waktu tertentu, nampaknya dianggap sejumlah orang hanya sekadar ibadah fisik. Padahal sebenarnya yang betul-betul diuji adalah rohani umat Islam.

“Kita lihat ada orang yang pekerjaannya amat sangat berat. Tukang becak, kuli panggul, mereka sanggup puasa. Tapi yang ngawasi kuli panggul, hanya nyateti malah ora pasa blas. Maka ada orang dengar adzan, orang sepuh bisa berangkat ke masjid dengan santainya. Tapi ada yang fisiknya kuat tidak sampai. Itu karena persoalan rohaninya,” kata Ustadz Fachrur Rozi pada Pengajian menjelang Bulan Ramadhan di Grhadhika Bhakti Praja, Selasa (16/5).

Ustadz Fachrur Rozi menggarisbawahi, mempersiapkan rohani lebih penting daripada fisik. Sebab, niat rohani akan diikuti oleh fisik untuk melaksanakannya.

“Di antara kita mungkin masih ada yang lebih sibuk mengurusi fisik daripada aspek rohaniah. Padahal kita tahu, manusia pada saat rohnya dicabut, maka kemudian roh naik ke langit, sementara fisiknya akan dipendam ke bumi. Tapi sayang, banyak diantara kita lebih sibuk mengurusi fisik yang jelas-jelas akan dipendam ke bumi,” urainya.

Meski memersiapkan rohani penting, bukan berarti fisik tidak dihadirkan. Sebab, rohani ada di fisik manusia. Wujud aspek rohaniah, ada pada tindakan dan sikap.

“Fisik juga harus tetep diperhatikan. Artinya ketika kita menunaikan amanah, bekerja yang kita lakukan bagian tanggung jawab kita sebagai hamba Allah. Maka kemudian ya rohaniah, ya fisik, kita hadirkan. Misalnya, Pak ora ketok ning kantor? Sing penting niatku kerja. Ndak bisa. Dua-duanya kemudian harus dijalankan,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi mengemukakan, puasa akan membentuk pribadi yang istiqomah. Baik istiqomah sebagai umat Islam, maupun warga bangsa.

“Ketika kita berada di posisi pemerintahan, disadari atau tidak, kita adalah bagian dari yang diberi amanah. Amanah yang bagaimana? Amanah bahwa negara kita adalah negara republik, dengan pemerintahan yang mendasarkan pada konstitusi,” tuturnya.

Dalam amanah konstitusi tertuang, pemerintah punya kewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Amanah itu, kata Wagub, mesti dipegang teguh agar NKRI tetap lestari.

“Negara ini dibangun dengan niat suci. Diyakini dengan rahmat Allah, bangsa ini akhirnya merdeka. Itu tidak main-main. Berjuang dengan keprihatinan luar biasa dengan segenap kemampuan jiwa raga,” tutupnya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait