Pria Bukan Pesaing Wanita

  • 18 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Bicara soal kesetaraan gender di Indonesia, tak bisa dilepaskan dari sosok RA Kartini. Memperingati HUT ke-142 Kartini, Kagama menggelar diskusi daring bertema “Membangun Sistem Pendukung bagi Perempuan Berdaya untuk Indonesia Maju”.
Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, keluarga menjadi sistem pendukung utamanya. Ia mengaku, lahir di kalangan tradisional konservatif di mana nilai-nilai progresif susah berkembang.
“Kedua kakek saya dari kalangan tradisional. Namun bapak sebagai politisi, memiliki pemikiran luas, open minded, sehingga halangan masyarakat tradisional tidak didapati pada anak-anak. Tidak ada perbedaan perlakuan ke saya ataupun kakak sulung dan adik laki-laki saya,” tuturnya, Sabtu (17/4/2021).
Atikoh mengatakan, budaya baca dan diskusi berkembang baik di keluarganya. Hal itu terbawa hingga masa kuliah.
“Lalu tiba di mana orang-orang terdekat saya meninggal. Nah itu terjadi waktu saya kuliah, tapi teman-teman kos dan kuliah mendukung saya. Dari lingkungan pun tidak ada yang menyarankan saya berhenti kuliah dan kerja,” imbuhnya.
Atikoh menyebut, dengan dukungan tersebut, ia bisa menyelesaikan kuliah dan menggapai pekerjaan sebagai pegawai negeri. Saat menikah, ia juga mendapat suport dari suaminya Ganjar Pranowo.
Itu dibuktikan dengan tradisi saling asuh dan mengisi tugas dalam keluarga. Atikoh menyebut, Ganjar terbiasa mengerjakan tugas rumah tangga. Bahkan ketika ia harus kuliah di Jepang, Ganjar menjadi pengasuh bagi anak semata wayangnya.
“Saat berumah tangga saya mendapatkan suami yang berprespektif gender. Mas Ganjar tidak pernah mencegah saya bekerja dan mengaktualisasikan diri. Suami saya bisa mengganti popok. Yang tidak bisa hanya mengandung dan melahirkan,” ujarnya.
Atikoh menekankan, pendidikan merupakan kunci perempuan berdaya. Namun, perempuan harus lebih dulu memberdayakan diri sebelum memberdayakan orang lain.
Pengalaman serupa disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Menurutnya, dukungan keluarga terutama suami dan rekan, turut membentuk kariernya.
Menurutnya, pria bukan pesaing atau lawan wanita, melainkan menjadi bagian dari suporter kaum hawa.
“Jadi marilah kita, pria dan wanita harmonis berdampingan untuk merajut peradaban yang lebih maju di Indonesia,” ujar Dwikorita.
Wakil Ketua Umum Kagama Budi Karya Sumadi mengatakan, semangat Kartini harus terus digelorakan. Ia menyebut, tokoh ini mempunyai visi menembus zaman.
Perlu diketahui, selain tiga tokoh di atas perbincangan daring itu juga menghadirkan pembicara lain. Di antaranya, Guru Besar FKKMK UGM Prof dr Adi Utarini, Direktur Utama PT BRI Danareksa Sekuritas Dr Friderica Widyasari Dewi, dan Wakil Direktur Sokola, Aditya Dipta Anindita. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait