Presiden Bagikan 1.784 KIP

  • 16 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Kajen – Presiden RI Ir Joko Widodo membagikan 1.784 kartu Indonesia pintar (KIP) kepada para siswa di SMAN 1 Kajen, Senin (15/1). Mereka adalah 699 siswa SD, 458 siswa SMP, 200 siswa SMA, 301 siswa SMK, dan  126 siswa program kesetaraan. 

Jumlah itu adalah bagian dari penerima KIP di Kabupaten Pekalongan yang totalnya diberikan pada 64.993 siswa. Total bantuan yang diberikan Rp 31 miliar.

Presiden Jokowi menegaskan, dana dari KIP hanya dapat digunakan untuk menunjang pendidikan siswa. Seperti membeli buku, tas, sepatu, dan perlengkapan sekolah lainnya.

“Untuk yang SD ada dana Rp 450 ribu, yang SMP Rp 750 ribu, dan yang SMA/SMK Rp 1 juta. Sudah tahu semuanya kan? Dana yang digunakan dari kartu ini hanya digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Untuk beli sepatu sekolah, tas sekolah, buku. Beli pulsa tidak boleh,” tegasnya.

Presiden Jokowi pun menantang siswa untuk melafalkan Pancasila secara lantang. Nurul Hasan, salah seorang siswa SMAN 1 Kedungwuni segera berlari menuju panggung begitu mendengar tantangan dari orang nomor satu di Indonesia tersebut. Lucunya, usai berhasil melafalkan Pancasila, Hasan justru menggoda Presiden Jokowi yang hendak memberikan hadiah sepeda. Hasan menoleh kepada barisan ibu penerima kartu keluarga harapan.

“Apa Bu? Motor? Disuruh minta motor Pak sama ibu-ibu,” ujar Hasan kepada Presiden Jokowi sambil melirik ke arah para ibu program keluarga harapan.

“Ya sudah, minta (motornya) ke ibu-ibu aja,” jawab presiden disambut tawa hadirin.

Mendengar jawaban presiden, Hasan pun ikut tertawa. Sesaat kemudian, senyum sumringah menghiasi wajah Hasan ketika ajudan presiden membawa masuk sepeda untuknya. Usai mengucapkan terima kasih, Hasan mohon izin kepada presiden untuk bertanya kepada menteri pendidikan Prof  Dr Muhajir Effendy MAP yang turut hadir pada acara penyerahan KIP dan Program Keluarga Harapan (PKH) tersebut.

“Pak, kalau saya mau tanya boleh nggak Pak? Kebetulan ada Pak Muhajir Effendy, Menteri Pendidikan. Kita yang SMA/SMK benar nggak sih Pak kalau (soal) UNBK mau dijadikan esai?” tanyanya disambut suara riuh rekan-rekan Hasan.

“Ya, biar dijawab Pak Menteri,” ujar presiden kemudian mempersilakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhajir Effendy MAP menjawab pertanyaan Hasan.

“Disisipi soal berupa esai. Tetapi tidak banyak. Tidak usah khawatir karena guru-guru juga sudah dilatih membikin soalnya, sekaligus membimbing siswanya. Ini demi kebaikan para siswa,” terang Mendikbud.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait