Pramuka Tak Boleh Kaku

  • 24 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Banyumas – Pramuka adalah kader-kader bangsa yang diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai positif kepada sesama generasi muda dengan cara kekinian. Pasalnya, pada era globalisasi saat ini, virus yang mengancam keutuhan NKRI menular melalui ujaran kebencian di media sosial.

“Pramuka bisa kita jadikan kader bangsa. Mereka itu siap antinarkoba, antikorupsi, memberantas radikalisme dan terorisme. Pramuka bisa jadi agen, jadi otot, mata, telinganya negara untuk memberantas hal-hal yang sifatnya buruk. Pramuka tameng bangsa, ” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memimpin Apel Besar Hari Pramuka Ke-56 Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Banyumas, Kamis (24/8).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berpesan agar Pramuka dinamis dalam menyikapi tantangan yang ada di tengah masyarakat. Menurutnya, segala tantangan dapat diatasi dengan mudah apabila Pramuka sungguh-sungguh mengimplementasikan dasa dharma.

“Pramuka tidak boleh kaku, tetapi harus mengajak dengan gaya kekinian. Pakailah media sosial, berbicara hal-hal yang baik, dan ceritakan kegiatan positif yang menarik,” pesannya.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Jawa Tengah itu juga menantang anggota Pramuka untuk nembang.

“Siapa yang bisa nembang? Yang bisa ayo maju,” tantangnya.

Salah seorang anggota Pramuka, Dwi Septi Lutfiana pun segera berlari menuju gubernur ketika mendengar tantangan tersebut.

Arep nembang apa?” tanyanya lagi.

“Siap. Nembang Wijil, Kak,” jawabnya mantap.

Dengan suara merdunya, siswi kelas IX SMPN 2 Cilongok Banyumas melantunkan lirik tembang Wijil. Keberanian dan suara merdu Septi disambut tepuk tangan riuh gubernur dan para hadirin. Ganjar pun menawarkan hadiah untuk mengapresiasi bakat gadis berhijab itu.

“Mau laptop atau sepeda?” tanyanya.

“Siap. Laptop, Kak,” jawab Septi dengan wajah sumringah.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait