Posyandu Bisa Dilakukan Secara “Online” dan Jemput Bola

  • 30 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Masa Pandemi Covid-19 tidak menghentikan pelayanan posyandu di Jawa Tengah. Tidak dengan pertemuan langsung, tapi dengan sistem jemput bola dan konsultasi online.

 

Hal itu terungkap saat Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowi saat berdialog bersama Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi melalui live Instagram. Mengusung tema “Pelaksanaan Posyandu di Era Kenormalan Baru”, sejumlah tips pun diulas selama 60 menit.

 

Menurut Atikoh, posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Namun, menghadapi pandemi pelayanan posyandu perlu melakukan inovasi untuk penyesuaian baru.

 

“New normal bukan berarti kembali normal, tetapi kenormalan baru. Artinya ada penyesuaian baru, seperti menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Posyandu ini kan ujung tombak pelayanan kesehatan, perlu penyesuaian dan inovasi dalam pelaksanaan,” ujar Atikoh, Selasa (30/6/2020).

 

Posyandu, lanjut dia, identik dengan kumpul banyak orang, apalagi usia rentan seperti balita dan lansia. Sehingga sangat perlu diantisipasi terkait bahaya penularan Covid-19.

 

“Posyandu harus tetap dilaksanakan, dengan inovasi dan perlu menerapkan protokol kesehatan. Seperti Kota Semarang itu bagus jemput bola, pelayanan pantauan lewat media sosial,” papar istri Gubernur Jawa Tengah ini.

 

Sementara Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi menegaskan, pihaknya selalu mendukung kebijakan pemerintah kota, provinsi, maupun pusat dalam menghadapi Covid-19. Termasuk, dalam penyelenggaraan posyandu.

 

Diakui, posyandu penting untuk memantau kesehatan bayi, anak, remaja, ibu, termasuk ibu hamil, hingga lansia. Namun, selama pandemi Covid-19, penyelenggaraan posyandu dengan tatap muka ditiadakan. Sebagai gantinya, posyandu diselenggarakan dengan jemput bola. Untuk konsultasi dilakukan secara virtual melalui WA grup, zoom, bahkan live Instagram.

 

“Jadi, kita bikin grup-grup watshapp untuk memantau kesehatan. Untuk PMT kita datangi rumah ke rumah, sehingga tidak ada kerumunan,” ungkap Tia, sapaan akrabnya.

 

Menjelang kenormalan baru, pihaknya mengujicoba pelaksanaan posyandu di Kecamatan Mijen yang tercatat sebagai zona hijau. Tapi, kegiatan itu hanya diperuntukkan anak di bawah dua tahun, dengan kader muda dan tidak berisiko tinggi. Dalam pelaksanaannya, tak hanya dilakukan di tempat luas dan diutamakan terbuka, tapi juga tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Seperti, pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan hand sanitizer, face shield, serta baju pelindung sederhana.

 

“Sehingga selain jemput bola dan sistem online, untuk pelayanan di tempat juga kami batasi untuk balita usainya tidak lebih dari dua tahun, yang lebih dari dua tahun sudah aktif bergerak. Mereka juga diminta membawa lemek (alas) sendiri untuk mengukur panjang badan, karena untuk anak di bawah dua tahun mesti tiduran,” lanjutnya.

 

Tia juga mengatakan, selain posyandu, pelayanan imunisasi juga tetap berjalan. Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan dan dilakukan di puskesmas.

 

“Imunisasi di puskemas. Pakai protokol kesehatan. Untuk terus menyikapi situasi pandemi kami juga intens berkoordinasi di tingkat kecamatan, kelurahan dan dasa wisma,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait