Populerkan Gulat dengan Inovasi

  • 30 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Semarang – Olahraga gulat hingga saat ini masih belum begitu populer‎ di Jawa Tengah, bahkan di tingkat nasional. Meski demikian, upaya mempopulerkan olahraga yang identik dengan bantingannya ini terus dilakukan. Salah satunya dengan menghelat Liga Gulat Jawa Tengah Terbuka 2017 yang merupakan kejuaraan gulat kali pertama di Indonesia dengan format liga.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP‎ mengapresiasi digelarnya Liga Gulat itu. Menurutnya kompetisi ini akan menjadi pendorong atau pemantik agar gulat bisa naik kelas.

Ganjar menilai untuk memopulerkan olahraga gulat tidak cukup dengan promosi dan memperbanyak pertandingan, namun harus ada kreasi dan inovasi agar masyarakat dapat tertarik dengan olahraga tersebut.

“Cara memasyarakatkannya harus lebih kreatif, harus inovatif dan harus memberikan sesuatu yang orang akan tertarik‎,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara Malam Pembukaan Liga Gulat Jawa Tengah Terbuka 2017 di Hotel Neo, Sabtu (28/4).

Salah satu inovasi yang diusulkan, menggabungkan olahraga dengan hiburan sehingga dapat mendorong masyarakat untuk menyaksikan pertandingan gulat. Selain itu, dia meminta dalam liga tersebut ada kompetisi pakaian olahraga atau kostum favorit yang akan membuat para atlet terpacu menampilkan kostum yang menarik bagi masyarakat.

‎”Hiburan-hiburan ini bisa mendorong orang untuk melakukan dan ikut bertanding,” ujar Ganjar.

Mantan anggota DPR RI ini berharap inovasi-inovasi yang dilakukan juga akan membuat olahraga gulat sejajar dengan olahraga lain yan sudah terlebih dahulu populer di kalangan masyarakat, seperti sepakbola, badminton dan juga basket.

Ketua Panitia Liga Gulat Jawa Tengah Terbuka 2017 Budiharto mengatakan kompetisi bertaraf nasional teraebut merupakan kali pertama diselenggarakan di Indonesia dengan format tiga seri hingga akhir 2017 nanti. Atlet yang berpartisipasi tidak hanya dari Pulau Jawa, namun dari luar Pulau Jawa juga ikut meramaikan liga ini, antara lain dari Bali, Kutai Kartanegara, Sumatra Barat, dan Samarinda. Ada pun atlet dari Pulau Jawa diantaranya, Solo, Klaten, Kudus, Grobogan, Brebes dan Banten.

“Akan ada tujuh kelas. Di mana pada akhir seri akan diberikan dana pembinaan sebesar Rp 10 juta di masing-masing kelas‎,” tutupnya.

 

‎Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait