Polines Didorong Jadi Pionir Teknologi Tepat Guna

  • 06 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mendorong Politeknik Negeri Semarang (Polines) menjadi pionir teknologi tepat guna yang mampu menjawab persoalan dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya ingin Polines menjadi pionir teknologi tepat guna, sehingga masyarakat yang membutuhkan berbagai hal, Polines dapat menyelesaikan dan mampu menyediakan peralatannya,” ujar gubernur usai memberi pengarahan pada Rapat Senat Terbuka Upacara Dies Natalis ke-36 Polines, Senin (6/8).

Menurutnya, yang terpenting hasil riset Polines dihilirisasi, diproduksi kemudian dibuat pasar agar bermanfaat, bernilai ekonomi dan bisa digunakan oleh masyarakat. Karenanya mahasiswa harus lebih semangat karena vocational school seperti Polines ke depan sangat dibutuhkan kompetensi SDM yang tinggi.

Pada Dies Natalis bertema “Politeknik Negeri Semarang sebagai Pelopor Pendidikan Tinggi Vokasi yang Siap Berkontribusi Dalam Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia itu, gubernur meminta mahasiswa harus kreatif dan inovatif, serta dapat memanfaatkan berbagai ruang yang ada untuk belajar.

Untuk memenangkan percaturan dunia, lanjut dia, maka harus mampu melakukan inovasi dan kreasi. Apalagi seperti Polines yang mencetak, mendidik sekaligus ada Tri Dharma perguruan tinggi diharapkan betul-betul bisa merespon apa yang menjadi persoalan di masyarakat.

“Khususnya dalam vocational school, saya kira tidak ada yang meragukan Polines,” katanya.

Dalam paparannya, mantan anggota DPR RI itu meminta para mahasiswa Polines harus mempunyai nilai lebih, sebab tantangan manusia ke depan semakin berat karena akan bersaing dengan teknologi yang diciptakan manusia. Tidak sedikit bidang pekerjaan yang tergantikan oleh tenaga robot atau mesin canggih.

Ganjar menyebutkan, di Indonesia sedikitnya 13 dari 22 sektor pekerjaan berisiko tinggi terkena otomatisasi. Sektor ritel dan grosir memiliki eksposur paling tinggi, yakni 91,1%, kemudian sektor buruh kontruksi sebesar 80,8%, serta hotel dan restoran 77,9%.

“Hal ini membuat 62% dari total jurusan di Indonesia terkena risiko otomatisasi, mengakibatkan 70% dari siswa SMK di tahun 2016 terkena risiko yang tinggi terhadap otomatisasi pekerjaan,” bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga meluncurkan Pusat Unggulan
Inovasi Polines, dilanjutkan dengan melihat pameran beragam unggulan teknologi tepat guna yang merupakan hasil penelitian dan inovasi dari para dosen. Produk itu telah melewati uji coba dan riset yang mendalam, salah satunya alat peraga mesin las gesek.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait