Pola Asuh Anak, Kesatuan Proses Pembelajaran Orang Tua

  • 01 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Ungaran – Mulai lunturnya etika sopan santun di kalangan anak dan generasi muda, mengundang keprihatinan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah. Mereka pun terus berupaya menyosialisasikan Pola Asuh Anak dan Remaja dalam Keluarga dengan Penuh Cinta Kasih dan Sayang melalui kader-kadernya.

Wakil Ketua III TP PKK Jawa Tengah Hj Rini Sri Puryono mewakili Plt Ketua TP PKK Jawa Tengah Hj Sudarli Heru Sudjatmoko menyampaikan, etika sopan santun belakangan ini semakin memudar. Hal itu terlihat dari kurangnya rasa menghargai anak kepada orang yang lebih tua. Mereka cenderung asosial, acuh tak acuh atau tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Persoalan anak pun, jelas Rini, beragam. Banyak anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, bahkan karena status perkawinan orang tuanya seolah-olah anak tidak mendapatkan haknya atas akta kelahiran. Ada pula anak-anak tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan, cacian dan makian, baik dari orang tua maupun orang-orang di sekeliling mereka.

Dalam beberapa kasus, anak-anak mengalami kekerungan gizi atau justru mengalami obesitas karena ketidakfahaman orang tua dalam pemenuhan tumbuh kembang anak. Selain itu, masih banyak anak terpaksa tidak bersekolah karena berbagai alasan.

“Masih banyak lagi masalah lainnya. Lunturnya cinta tanah air, maraknya tawuran, korupsi, dan sebagainya,” bebernya saat membuka Pelatihan dan Fasilitasi Lomba Pola Asuh Anak dan Remaja dengan Cinta dan Kasih Sayang bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jateng, di Monumen PKK Provinsi Jawa Tengah, Kamis (1/3).

Diakui, perkembangan informasi dan teknologi tak bisa ditolak, baik yang berdampak positif maupun negatif. Lihat saja anak-anak usia satu tahun yang sudah bisa mengoperasionalkan gadget, padahal mereka belum mampu menyaring informasi yang boleh diakses. Di sinilah peran orang tua untuk mendampingi anaknya, termasuk dalam memanfaatkan informasi secara bijak.

Tanggung jawab pendidikan tidak hanya diserahkan kepada pihak sekolah. Orang tua dan masyarakat sekitar justru memegang peranan penting membentuk anak yang berintegritas tinggi, cinta tanah air, jauh dari narkoba dan seks bebas, serta tidak menjadi pelaku atau korban kekerasan.

“Kita harus bekerja keras membangun kepedulian dan komitmen untuk memberikan pendidikan sebaik-baiknya kepada anak-anak kita baik pendidikan agama, etika, ilmu pengetahuan, life skill karena para anak-anak yang lahir di tahun 2019 yang akan menggantikan generasi tua sebagai pemimpin bangsa atau kita sering menyebutkan sebagai Generasi Emas 2045,” terang Rini.

Mengingat pentingnya pola asuh anak, TP PKK Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah telah menyusun Panduan Pola Asuh Anak dan Remaja dalam Keluarga dengan Penuh Cinta Kasih dan Sayang. Sehingga memudahkan TP PKK kabupaten/ kota bahkan TP PKK desa/ kelurahan dalam menjelaskan kepada masyarakat mengenai pola asuh anak dan remaja yang baik.

“Konsep yang perlu kita fahami bersama, Pola Asuh Anak dan Remaja dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang merupakan satu kesatuan proses pembelajaran para kader dan orang tua, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengasuhan kepada anak (parenting) sesuai perkembangan umur,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

Berita Terkait