PMII : Perdebatan Islam dan Nasionalis Sudah Berakhir 

  • 05 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Jepara  – Berbagai persoalan tengah dihadapi Indonesia, seperti radikalisme, maraknya peredaran narkoba, kemandirian pangan, menjaga persatuan, serta masalah sosial. Untuk mengatasi beragam persoalan bangsa tersebut butuh keterlibatan banyak pihak termasuk peran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Hal itu disampaikan Hubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH saat memberi sambutan pada Musyawarah Wilayah (Muswil) III Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) di Hotel D’ Season Pantai Bandengan, Jepara, Sabtu (5/8). Hadir dalam acara tersebut Ketua PW PMII Jateng Noor Achmad, Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Sholih, serta Muspida setempat.

Menurut gubernur, banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah bersama organisasi masyarakat seperti PMII sebagai wahana yang solutif dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat. Sebagai contoh Majelis Ulama Indonesia MUI beberapa waktu lalu menggelar acara halaqah tentang antisipasi radikalisme dan terorisme, bahkan hasil keputusannya siap disebarkan pada khutbah Jumat di masjid-masjid di Jateng.

Tidak kalah pentingnya, keterlibatan para santri dalam membantu mengatasi masalah yang kerap terjadi di masyarakat. Termasuk anggota PMII yang masih aktif sebagai mahasiswa diminta bisa melakukan pendampingan dalam pengelolaan anggaran desa agar transparan dan akuntabel.

“Kita dorong mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) tematik. Mereka mendampingi di desa ini mulai dari perencanaan yang partisipatif, menentukan skala prioritas dan bagaimana posting anggaran, budgeting sampai bagaimana penggunaan secara transparan,” terangnya.

Sedangkan terkait persoalan ekonomi, mantan anggota DPR RI ini mencontohkan kelangkaan pasokan garam hingga menjadi persoalan nasional. Padahal potensi Indonesia untuk produksi garam sangat besar. Bahkan di beberapa daerah di Jawa Tengah mampu mengolah garam bukan dari air laut, seperti sentra garam di kawasan Bledug Kuwu dan Desa Jono, Kabupaten Grobogan.

“Mereka membuat garam cuma dari air sumur timba dengan peralatan serba sederhana. Garam di Desa Jono itu dijual Rp 10 ribu per kilogram tapi sayang tidak ada anak muda yang mau menjadi petani garam di sana, Coba kalau kita melakukan mekanisasi dan modernisasi dalam pengolahannya,” bebernya.

Gubernur berharap nantinya musyawarah berjalan lancar dan memberikan contoh yang baik dengan ide-ide luar biasa.

“Karena ini musyawarah tidak perlu dan tim sukses biar nanti biayanya terlalu tinggi. Kalau terlalu tinggi nanti bahaya,” guraunya disambut tepuk tangan dan tawa peserta Muswil.

Senada dikatakan Ketua Panitia Muswil Khalidul Abdib. Menurutnya, PMII dan IKA PMII berkomitmen untuk selalu setia mengawal Pancasila dan Negara Kesatusn Republik Indonesia harga mati. Selain itu, semua potensi yang dimiliki PMII untuk membangun Jateng

“Forum ini diharapkan tidak hanya temu kangen tapi juga menghasilkan gagasan-gagasan yang progresif untuk internal IKA PMII maupun untuk Indonesia,” katanya.

Bagi PMII, lanjut Khalid, perdebatan antara Islam dan nasionalisme sudah berakhir. Kalau di kelompok Islam lain mungkin masih dibentur-benturkan tapi di kalangan PMII sudah selesai.

“Tadi kita sudah nyanyikan bersama lagu hubbul wathon minal iman yang disusun salah seorang pendiri NU untuk menggelorakan perjuangan kaum santri melawan penjajah dan membangun negeri ini. Akan kita teruskan cita-cita beliau sampai kapan pun,” tandasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait