PKK Kabupaten Semarang Juara Lomba Cipta Menu 

  • 17 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Aneka kudapan bergizi dan sehat yang disajikan Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang mampu menyingkirkan beragam masakan lezat TP PKK dari 34 kabupaten/ kota se-Jateng, dan mengantarkannya sebagai Juara Pertama Lomba Cipta Menu Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal Tingkat Jawa Tengah 2017. 

“Semua menu yang diolah dan disajikan oleh para peseta dari 35 kabupaten dan kota se-Jateng sangat baik. Dewan juri sempat kesulitan memilih juaranya. Baik dari sisi penyajian, keseimbangan gizi, keragaman, maupun cita rasa semua luar biasa,” ujar ketua juri, Budi Sri Wahyuni di sela pengumuman pemenang lomba cipta menu pangan berbahan lokal tingkat Jateng, di Gedung Wanita Jateng, Selasa (17/5).

Beragam kudapan berbahan baku lokal yang diolah dan disajikan TP PKK Kabupaten Semarang sebagai “menu makan siang” tidak hanya sehat dan bergizi, namun juga gampang dipraktikan. Bahan bakunya pun murah dan mudah didapat. Antara lain mengolah umbi gembili sebagai sumber karbohidrat, lele menjadi lauk yang lezat, serta es dawet daun kelor yang segar dan nikmat.

Selain menobatkan Kabupaten Semarang sebagai juara pertama, dewan juri juga mengumumkan lima TP PKK sebagai peraih juara. Juara dua TP PKK Kota Semarang menyabet juara dua, juara tiga TP PKK Kabupaten Boyolali, juara harapan satu TP PKK Kabupaten Wonosobo, harapan dua Kabupaten Klaten, serta harapan tiga Kabupaten Banjarnegara.

Ketua TP PKK Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo dalam sambutannya menjelaskan, tingkat konsumsi masyarakat Jateng, terutama konsumsi jenis sayuran masih kurang. Untuk karbohidrat, masih tergantung pada beras dan terigu. Apalagi hampir setiap hari berbagai olahan makanan berbahan baku terigu sangat mudah didapat.

Menurut dia, kondisi tersebut karena terigu mudah didapat, harganya murah, serta proses pengolahan cepat. Ketika bahan baku pangan susah didapat atau harganya lebih mahal dari terigu maka persediaan di pasar menjadi berkurang. Karenannya untuk memberikan pemahaman tentang makanan sehat berbahan baku lokal, soaialisasi terhadap masyarakat harus dilakukan secara masif dan rutin atau terus-menerus.

“Dengan sosialisasi secara berkelanjutan, harapannya pelan-pelan masyarakat akan bergeser. Kenapa pemerintah dan PKK selalu yang digembar-gemborkan menu makanan lokal. Sebab ada dua hal penting yang ingin kita capai. Pertama, kedaulatan pangan lokal,” bebernya.

Terkait kedaulatan pangan, lanjut dia, pasti menyangkut ketersediaan bahan pangan dalam negeri atau tidak mengandalkan bahan impor. Selain itu, juga mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat, terutama ibu rumah tangga dalam memilih serta menciptakan menu makanan sehat dan bergizi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya lokal selain beras dan terigu sebagai sumber karbohidrat.

“Gandum di Indonesia 100 persen impor, padahal banyak bahan lain yang bisa diolah untuk menggantikan gandum, seperti umbi-umbian, sukun, dan jagung. Namun karena belum dilakukan secara massal maka ketersediaan bahan-bahan lokal tersebut masih terbatas dan tidak sedikit masyarakat yang mengetahui kandungan gizinya,” terangnya.

Senada disampaikan Wakil Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko. Dia berharap semua pihak terlibat dalam mewujudkan ketahanan pangan. Apalagi bangsa Indonesia merupakan negara dengan wilayah luas, subur, dan makmur. Sehingga jangan sampai pemenuhan kebutuhan pangan rakyat bergantung pada impor.

“Indonesia sebenarnya layak menjadi negara besar yang berdaulat pangan. Kita seharusnya menjadi produsen utama bermacam kebutuhan pangan karena tanah kita yang subur. Beberapa bahan pangan yang diimpor itu menjadi persoalan yang harus kita selesaikan bersama,” terangnya.

Kejadian kelangkaan bahan pangan sehingga harus mendatangkan dari luar negeri sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai kegiatan yang dimulai dari tingkat masyarakat atau keluarga. Misalnya cabai, bawang, atau komoditas lain yang kerap terjadi kelangkaan di pasar sehingga harus mengimpor. Hal itu dapat diatasi dengan memanfaatkan pekarangan rumah, seperti untuk menanam cabai.

“TP PKK sudah menggerakkan program menanam cabai dan sayuran lain di sekitar rumah. Jika kegiatan kecil ini dilakukan di daerah sampai di tingkat desa, serta mengolah makanan dengan bahan dari yang ditanam petani kita sendiri, maka kedaulatan pangan akan lebih mudah kita wujudkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro menyebutkan, lomba tahunan ini bertujuan menyosialisasikan pemahaman masyarakat tentang olahan makanan yang sehat dan bergizi seimbang guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Tidak kalah penting adalah membangun budaya keluarga dan masyarakat untuk memproduksi aneka makanan khas daerah, serta memanfaatkan pekarangan rumah dengan beragam tanaman sayur dan buah. Potensi ini sekaligus dalam rangka mendukung ketahanan pangan lokal,” katanya.

Menurut Suryo, kegiatan yang melibatkan para anggota PKK di setiap daerah di Jateng tersebut, telah beberapa kali mendapatkan juara di tingkat nasional. Bahkan bagi pemenang lomba ini, berhak maju mewakili Jateng pada puncak Hari Pangan se-Dunia yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait