Pertengahan Ramadan, Harga Cabai Anjlok 

  • 07 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Pertengahan Ramadan ini, harga cabai anjlok menjadi Rp 7.000 per kilogram. Padahal, awal tahun lalu harga cabai, khususnya cabai rawit merah di pasar sempat meroket hingga lebih dari Rp 100 ribu per kilogram.

Fakta tersebut dikemukakan oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah  (TPID) Provinsi Jawa Tengah di Ruang Rapat Lantai 2 Gedung A Kantor Gubernur, Rabu (7/6). Menurutnya, turunnya harga cabai tidak lepas dari adanya gerakan menanam cabai yang gencar dilakukan di seluruh wilayah provinsi ini.

“Ketika kebanyakan komoditas pertanian harganya naik, harga cabai justru turun. Anjlok sampai Rp 7.000. Ternyata gerakan ibu-ibu PKK menanam cabai itu sukses, sehingga harga cabai turun,” terang Ganjar.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu kemudian menunjukkan harga aneka jenis cabai melalui aplikasi SiHati yang ada di ponselnya. Di Kota Semarang misalnya, harga cabai merah besar keriting turun 39,17 persen menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Harga cabai merah besar biasa teropong turun 57,75 persen menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Harga cabai rawit merah turun 47,14 persen menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Harga cabai rawit hijau turun 26,17 persen menjadi Rp 30 ribu per kilogram.

Meski harga cabai merosot, gubernur meminta anggota TPID menyiasati agar harga cabai dapat segera stabil. Salah satu upayanya dengan mendistribusikan komoditas cabai yang melimpah di Jawa Tengah ke provinsi lain yang minim cabai. Sehingga harga cabai akan terdongkrak.

“Kita tidak boleh kurang akal. Cabainya mesti kita jual seperti ke Jakarta. Di sana kan mana ada,” bebernya.

Kontras dengan merosotnya harga cabai, bawang merah dan bawang putih harganya merangkak naik. Melalui aplikasi SiHati, harga bawang merah di Kota Semarang pada 7 Juni naik 6,83 persen menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bawang putih tunggal atau biasa disebut bawang lanang mencapai Rp 63 ribu per kilogram. Bawang putih siung, harganya berkisar Rp 35-40 ribu per kilogram.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jateng Djoni Nur Ashari menerangkan, untuk bawang putih siung, pihaknya mematok harga eceran Rp 38 ribu per kilogram. Bulog Divre Jateng juga telah mendistribusikan sekitar 40 ton bawang putih ke sub-sub divre.

“Bawang putih eks impor sudah 40 ton yang ada di Jawa Tengah. Akan datang lagi 20 ton. Jadi kurang lebih 60 ton. Ini sudah kita distribusikan ke masing-masing sub divre dan kita jual dengan HET Rp 38.000 per kilogram. Bawang merah saat ini kita sudah membeli 68 ton. Sebagian sudah didistribusikan ke Jakarta, ke seluruh sub divre. Saat ini stok yang tersedia di gudang kami ada 3,6 ton dan ini sudah tersebar ke seluruh sub divre,” jelasnya.

Djoni membeberkan, pihaknya sudah membeli sebuah gedung bawang di Brebes sebagai upaya menstabilkan harga bawang. Pasalnya, penyimpanan bawang merah membutuhkan perlakuan khusus agar bisa tahan lebih lama.

“Oleh karena itu, kita sudah beli gudang bawang di Klampok Brebes. Luasnya kurang lebih 8500 m2, tapi itu nggak cukup. Kami juga sudah mengusulkan kepada pusat setidaknya di Brebes itu minimal ada 20 cool storage. Sehingga di situ bisa menampung kurang lebih 400 ton. Itu bisa tahan menyimpan komoditas selama enam bulan. Untuk bawang bisa, cabe pun bisa dengan tingkat kesusutan 10 persen,” urainya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait