Pertanian Tak Identik dengan Kotor

  • 18 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Keprihatinan atas minimnya petani muda di Kecamatan Pakis mendorong Rendra Syahdan untuk membangkitkan kecintaan para pemuda desa terhadap pertanian. Terlebih, Kecamatan Pakis dikenal memiliki potensi agro yang luar biasa. Potensi agro tersebut ditampilkan pula pada Pakis Agro Expo 2018 di Desa Losari, Kecamatan Pakis, Magelang, Sabtu (17/11).

“Kami miris tentang regenerasi petani. Hampir semua petani di Kecamatan Pakis tidak ada yang muda lagi. Selain itu, kami berupaya mengenalkan potensi-potensi desa di bidang agro agar pemuda juga lebih cinta terhadap pertanian selaras dengan program bupati Magelang yang ingin mengangkat agro untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” terang Rendra yang didapuk sebagai Ketua Panitia Pakis Agro Expo 2018.

Rendra gencar memromosikan urban farming kepada pemuda di Kecamatan Pakis. Dengan bantuan teknologi, mereka dapat bertani di pekarangan rumah dan dilakukan sepanjang hari.

“Pertanian tidak identik dengan kotor. Malam pun bisa bertani karena ada lampunya. Ini adalah salah satu pertanian yang akan kita kembangkan,” jelasnya sambil menunjukkan beberapa contoh tanaman hasil budi daya urban farming kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen yang berkesempatan membuka acara tersebut.

Rendra mengatakan, meski Pakis Agro Expo baru kali pertama digelar, namun pihaknya berkomitmen untuk menyelenggarakan event itu setiap tahun secara bergantian ke beberapa desa.

“Kami sepakat ini akan dilaksanakan tiap tahun dan pindah-pindah desa,” lanjutnya.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengapresiasi langkah pemuda Kecamatan Pakis untuk mengembangkan sektor pertanian urban farming selaras dengan potensi daerahnya. Dengan menerapkan urban farming, mereka tidak perlu pergi membeli kebutuhan sayur-mayur. Selain menambah penghasilan, hasil pertanian itu juga menjadi asupan bergizi sehari-hari.

“Pemprov Jateng mendorong apa yang dipikirkan para pemuda Pakis untuk mengembangkan sektor pertanian. Urban farming di Amerika sangat diminati. Selain untuk konsumsi, juga untuk menghindari bahan-bahan kimia, sehingga harapan hidup masyarakat lebih panjang,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini membeberkan, tantangan yang sekarang dihadapi oleh pemuda setempat adalah memromosikan komoditas pertanian. Pihaknya menyarankan agar mereka memanfaatkan Sadewa Market yang dapat digunakan untuk memasarkan produk secara online. Selain itu, pemasaran juga dapat dilakukan melalui media sosial.

“Kita potret lalu kita viralkan lewat media sosial bahwa masyarakat Pakis kembali ke pertanian. Sadewa Market juga dapat digunakan sebagai ajang promosi kita,” sarannya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait