Persatuan Umat Bukan Persoalan Sepele

  • 02 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Peringatan Idul Adha sudah semestinya dijadikan teladan umat Islam mengenai peristiwa besar yang dialami Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS. Yakni akses keteladanan sebuah keluarga yang bertaqwa dari kesatuan kaum seiman. 

Hal tersebut disampaikan Dr Anis Malik Thoha Lc MA Ph.D selaku khotib salat Idul Adha di Lapangan Pancasila, Jumat (1/9). Dia menyampaikan hadist Bukhari dan Muslim yang meriwayatkan keluarga Nabi Ibrahim, tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia cintai untuk dirinya sendiri.

“Pada  bagian ini, persatuan umat dikaitkan secara langsung dengan iman. Berabad-abad kemudian Allah membuktikan janjinya (berkaitan dengan kepemimpinan umat manusia akhir zaman) melalui keturunan Nabi Ibrahim, yaitu Nabi Ismail. Janji itu mengacu pada sebuah pembentukan bangsa yang besar, sebuah ikatan keumatan yang kokoh,” kata Rektor Unissula itu.

Nabi Muhammad SAW, sambungnya, adalah penggenapan janji sebagai utusan akhir zaman. Bagi Rasulullah, persatuan umat bukan merupakan hal sepele. Apalagi, Allah SWT sudah memberi ketegasan pada QS Ali Imron ayat 103.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan. Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara,” jelas Anis.

Dia mencontohkan ibadah haji yang rangkaian aktivitas ibadahnya menyimbolkan persatuan umat. Antara lain tata cara ibadah yang sama, dan mengarah pada tujuan yang sama, yakni menghadap Allah SWT. Kesamaan tersebut seharusnya mempersatukan umat Islam.

“Belajar dari fenomena itu, layakkah kita sebagai sesama umat Islam bertikai?” tuturnya.

Anis menilai, akhir-akhir ini, masyarakat dihadapkan pada isu perpecahan umat, yang secara gamblang membuka mata. Kondisi itu menuai keprihatinan. Persoalan yang ada itu sebenarnya klasik, namun masih terus terpelihara, sehingga berpotensi menjadi api dalam sekam.

Senada disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP. Dia mengajak seluruh umat muslim untuk berpegang dengan tali Allah SWT, yakni Al Quran dan Hadist. Dengan berpegang pada tali Allah, akan menyelamatkan manusia dunia dan akhirat.

“Jadi, sehari-hari kita harus bisa toleransi, saling tenggang rasa. Itu penting. Dalam perbedaan pun kita harus bisa tersenyum,” ucapnya.

Perbedaan, lanjut Sekda, merupakan hal yang wajar. Justru perbedaan itu dapat menjadi kekayaan bangsa. Apabila dengan perbedaan itu masyarakatnya tetap rukun, bersatu, mau bergotong royong, Indonesia akan maju.

“Saya berharap pada masyarakat Jateng, harus dibangun kerukunan, kebersamaan, dan kegotongroyongan. Kalau tidak rukun, kita akan sulit mencapai tujuan,” pesannya.

Pada kesempatan tersebut, Sekda Sri Puryono juga menyerahkan hewan kurban seekor sapi kepada panitia kurban Masjid Raya Baiturrahman. Total hewan kurban yang diterima panitia urban Masjid Raya Baiturrahman sebanyak sembilan ekor sapi, satu ekor kerbau, dan 37 ekor kambing. Dari seluruh hewan kurban yang diterima, dibagi dalam 2.000 bungkus dengan berat masing-masing lima ons. Sasaran penerima antara lain adalah fakir miskin, anak yatim piatu, dan sabilillah.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait