Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Permudah Cari Ikan, Nelayan Terima Aplikasi Fish On Gratis
- 13 Sep
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menggandeng PT Daya Gagas Indonesia untuk menjalankan program sejuta nelayan berdaulat. Program ini untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia, yang 25 persennya disumbang dari nelayan. Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang disasar untuk pelaksanaan program tersebut.
Saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, di ruang kerja Wagub, Kamis (12/9/2019), perwakilan PT Daya Gagas Indonesia, Yazid Rahmanullah mengatakan, program tersebut dilakukan dengan pemberian aplikasi Fish On. Aplikasi itu diberikan gratis untuk para nelayan dengan kapal di bawah 10 gross ton.
“Kami digandeng sebagai mitra, dan Kemenko Maritim di-support dari CSR BUMN, seperti dari Pertamina, Telkom, PLN. Kita mau memberikan aplikasi fish on,” katanya.
Supporting Marketing dan Komunikasi PT Daya Gagas Indonesia Nur Ihsan menjelaskan, fitur ampuh dari aplikasi fish on adalah fish finder yang tersambung dengan satelit oceanographic. Melalui fitur itu, nelayan langsung tahu tempat berkumpulnya ikan. Sehingga, akan lebih efektif dan hemat BBM dalam mendapatkan ikan.
Selain itu, terdapat pula fitur lelang ikan online, yang memungkinkan hasil tangkapan ikan nelayan mendapatkan pembeli dari seluruh Indonesia bahkan dunia. Sehingga, nelayan akan mendapatkan harga terbaik, dan konsumen mendapatkan harga lebih rendah. Sebab, fitur tersebut memotong rantai distribusi.
“Nantinya, nelayan di satu desa yang baru mampu menyewa kapal atau memiliki kapal di bawah 10 gross ton, rencananya diberikan HP gratis yang sudah ter-install aplikasi,” terangnya.
Dalam aplikasi tersebut, lanjut dia, juga terdapat fitur e-money yang sudah berisikan modal melaut sebesar Rp1 juta. Uang dapat dicairkan melalui gerai fish mart, yang harapannya dapat dikelola BUMDes. Tujuannya, sekaligus untuk mengenalkan keuangan inklusif.
“Jadi tiap desa yang punya Bumdes, membuka usaha namanya fish mart. Fish mart itu akan di-support barang-barang transmart dengan harga yang lebih murah dari minimarket eksisting. Rancangannya, nelayan yang ingin mendaftar, datang ke fish mart membawa KTP dan KK. Dia akan mendapat HP, uang satu juta, dan terbentuk rekening BNI. Bagi yang terjerat utang rentenir, akan di-take over BNI, utang dikonversi BNI dengan instrumen KUR tanpa collateral, karena semua uang hasil penjualan ikan akan masuk ke rekening BNI,” bebernya.
PT Daya Gagas Indonesia menyadari, transisi dari tradisional ke digital akan memunculkan budaya. Untuk itu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan bekerja sama dengan Universitas Diponegoro, melalui KKN Tematik. Mahasiswa KKN akan memberikan pendampingan dalam mengoperasikan alat maupun pengelolaan manajemen fish mart.
“Tentu ada kejutan budaya. Mungkin nelayan tidak educated. Kami sudah menyiapkan dengan kolaborasi dengan institusi pendidikan malalui KKN tematik. Undip siap men-support. Kalau masih kurang akan menggandeng UGM dan Unsoed,” ujarnya.
Wakil Gubernur Taj Yasin mengaku tertarik dengan program tersebut. Pihaknya menginginkan program tersebut diterapkan di beberapa daerah di Jawa Tengah, yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan kecil. Tidak perlu banyak daerah, karena dia ingin fokus dan berhasil.
Menurutnya, keberhasilannya nanti bisa dijadikan contoh untuk kampung nelayan lain. Untuk keperluan tersebut pemerintah provinsi akan membantu data, daerah-daerah mana saja yang bisa diterapkan penggunaan aplikasi tersebut.
Lebih lanjut, Wagub juga meminta, apabila dilakukan launching, dapat dilaksanakan di desa penerima program. Tujuannya untuk memudahkan sosialisasi karena akan menjadi perbincangan antarwarga. (Humas Jateng)