Perlu Keroyokan Atasi Pemulihan Pascabencana

  • 21 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP meminta agar pemulihan pascabencana seperti rehabilitasi dan rekonstruksi, dilakukan secara cermat, cepat, dan tepat. Tentunya, sesuai skala prioritas analisis kerusakan dan kerugian akibat bencana.

Dia mengungkapkan, kejadian bencana alam banjir dan tanah longsor di Jateng yang terjadi pada periode 1 Januari-19 Maret 2018 ini cukup banyak. Setidaknya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencatat 117 kejadian banjir, dengan korban meninggal sebanyak tiga orang dan 165 rumah rusak. Sedangkan bencana tanah longsor terjadi sebanyak 334 kali dengan 22 korban meninggal dan 572 rumah rusak.

“Kerugian dari bencana alam tersebut di awal tahun 2018 untuk banjir mencapai Rp 2,7 miliar dan untuk tanah longsor Rp 4,4 miliar,” kata Sri Puryono saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana di Jawa Tengah di Hotel Oxalis, Kota Magelang, Selasa (20/3).

Menurut Sekda, bencana alam tidak hanya mengakibatkan kerugian fisik dan rusaknya material. Namun juga berdampak pada penurunan produktivitas di segala bidang baik pertanian, perdagangan, hingga pariwisata. Sehingga pemulihan pascabencana harus dilakukan secara keroyokan dan gotong royong antara pemerintah provinsi, kabupaten/ kota dan pusat.

Untuk itu, imbuhnya, inventarisasi data kebencanaan dan kajian kebutuhan (Jitu), baik rehabilitasi, rekonstruksi pascabencana hingga penanganan pemulihan dini, termasuk lahan relokasi perlu disiapkan.

“Sinkronisasi, sinergitas kewenangan dan kemampuan penganggaran menjadi kata kunci pemulihan dan peningkatan pascabencana,” ujar mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini.

Inventarisasi data kebencanaan dan dampak bencana yang terjadi mulai 2017 hingga awal 2018 harus dibuat sevalid mungkin, untuk diusulkan mendapatkan penanganan pada APBD Perubahan 2018 atau APBD 2019. Selain itu juga diusulkan kepada pemerintah pusat agar segera mendapat dana bantuan.

Alumnus Universitas Gadjah Mada ini juga meminta upaya antisipasi pengurangan risiko bencana disiapkan secara cermat. Selain itu disinergikan dengan seluruh pemangku kepentingan, dinas-dinas dan para stakeholder terkait.

Dia berharap dengan memaksimalkan persiapan teknis dalam penanganan pemulihan pascabencana dan juga antisipasi pengurangan risiko bencana dapat mengurangi dampak yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat. Sehingga pemulihan baik sosial maupun ekonomi pascabencana bisa dilakukan sedini mungkin.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

 

 

Berita Terkait