Perempuan Cenderung Lakukan Segala Sesuatu dengan Detail dan Gunakan Hati

  • 22 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Peran perempuan di era industri 4.0, semakin kompleks. Tidak hanya berperan di belakang layar, mereka juga dituntut cakap memimpin sebuah organisasi, dengan tidak melupakan kodratnya yakni hamil dan menyusui.
Hal itu terungkap saat bincang daring bertema Perempuan di Garda Depan Pembangunan, yang digagas oleh Solopos, Kamis (22/4/2021). Perbincangan itu menghadirkan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, Ketua TP PKK Jateng Siti Atikoh, Bupati Klaten Sri Mulyani, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan istri Wali Kota Surakarta Selvi Ananda.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, kaum perempuan diciptakan memiliki kekuatan luar biasa oleh Tuhan. Bagaimana tidak, selain harus menjalani kodrat mengandung anak selama sembilan bulan, kadang mereka juga harus menjadi tulang punggung keluarga.
Ditambahkan, perempuan bisa multitalenta karena mereka melakukan segala sesuatu dengan detail. Sehingga mengurangi celah untuk kegagalan. Karenanya, banyak perempuan yang melakukan peran ganda tetapi tetap berprestasi mengingat setiap langkah dilakukan dengan detail, teliti, menggunakan hati.
“Menggunakan hati ini sulit, tapi hasilnya beda. Ada kekuatan lain yang membuat perempuan secara fisik kuat,” bebernya.
Risma mencontohkan pengalamannya sebagai Wali Kota Surabaya. Pada saat itu ia membina 87 kelompok usaha perempuan. Mereka bergerak di bidang usaha jualan daring, yang bisa dilakukan dari rumah dengan omzet yang tinggi. Bahkan lebih dari 25 persen memiliki pendapatan lebih dari Rp1 miliar.
“Dan apa yang terjadi, ternyata para suami mereka banyak yang keluar (dari pekerjaan) dan memutuskan membantu istrinya. Yang ingin saya sampaikan, bahwa setinggi apapun penghasilan, kita berprestasi tapi kita itu tetap ibu dan istri,” imbuhnya.
Ketua TP PKK Jawa Tengah Siti Atikoh menyampaikan hal serupa. Menurutnya, perempuan merupakan sosok multitalenta. Ia memaparkan, Indeks Pembangunan Gender mencapai angka di atas 91 persen, melebihi angka nasional.
“Ini berarti, kesenjangan keterlibatan pembangunam antara perempuan dan laki-laki semakin kecil,” tegasnya.
Atikoh menyebut, perempuan memiliki kontrol atas ruang publik maupun privat. Menurutnya, peran perempuan sebagai istri adalah pengendali di sektor keluarga. Di ranah keluarga, perempuan menjadi sosok pengajar dan pengatur ekonomi keluarga.
Namun demikian, Atikoh mewanti-wanti agar seluruh pihak mewaspadai ancaman perekonomian akibat wabah Covid-19.  Hal itu menurutnya berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak.
“Mumpung ini bertemu dengan ketua PKK dan bupati, saya ingatkan untuk menggencarkan program kepedulian Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Karena di 2019 kita sempat bisa menekan Angka Kematian Ibu hingga 76 (per 100.000 kelahiran hidup) dan kasusnya 416 (orang). Itu dibawah MDG’s yang menetapkan angka AKI 80 (per 100.000 kelahiran hidup). Sementara tahun 2020, AKI meningkat 98 (per 100.000 kelahiran hidup) dengan kasus 580 (orang),” urainya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait