Perawat Dorong Mandirikan Warga Ber-PHBS

  • 18 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kebiasaan hidup sehat menjadi modal utama bagi seseorang untuk terhindar dari penyakit, baik yang menular maupun tidak. Karenanya masyarakat mesti terus diedukasi agar termotivasi untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Termasuk rutin berolahraga.
Atas dasar itulah peringatan HUT ke-44 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah dimeriahkan dengan menggelar kegiatan senam dan jalan sehat di depan GOR Tri Lomba Juang, Semarang, Minggu (18/3) pagi. Kegiatan itu diikuti oleh sekitar sembilan ribu peserta dari kalangan perawat, mahasiswa keperawatan, dan masyarakat.
Ketua DPW PPNI Jateng Edy Wuryanto mengatakan kegiatan senam dan jalan sehat yang diselenggarakan tersebut sebagai upaya promotif dan preventif serta mengedukasi warga untuk terus menerapkan gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.
Selain itu, dia berharap mendatang para perawat akan terus didorong untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat, tidak hanya di rumah sakit namun juga di lingkungan sekitar. Tujuannya, agar perawat sebagai garda terdepan bisa menanamkan kemandirian warga menjaga kesehatan dengan PHBS.
“Peran promotif dan preventif sebagian besar dilakukan oleh perawat. Jadi perawat itu tidak hanya medampingi di dalam gedung Puskesmas, tapi harus banyak keluar menuju keluarga dan masyarakat,” katanya.
Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi sangat mengapresiasi kegiatan senam dan jalan sehat itu. Menurutnya kegiatan tersebut dapat mengedukasi masyarakat pentingnya kebiasaan hidup sehat
Heru mengatakan kebiasaan hidup sehat tidak bisa datang dari diri sendiri tanpa ada edukasi dan pendampingan. Perawat mempunyai peran besar karena tidak hanya jumlahnya yang banyak tapi mereka juga dekat dengan masyarakat.
“Dengan potensi yang sedemikian itu tentu kita berharap para perawat punya semangat yang tinggi dan kemauan yang keras,” kata mantan Bupati Purbalingga ini.
Ditambahkan, kebiasaan hidup sehat saja tidak cukup jika tidak diikuti pembinaan kepada penyedia makanan publik seperti para penjual jajanan maupun pedagang kaki lima (PKL). Karenanya Pemerintah Kota Semarang diminta agar menjadi pilot project (percontohan) dalam melakukan pembinaan bagi para PKL agar mereka bisa menyajikan makanan sehat bagi warga. Bagaimana pun PKL memiliki pengaruh besar dalam sistem pangan sehat yang memasok makanan bagi banyak warga. Layanan mereka bisa menjangkau semua kalangan, apalagi masyarakat berpenghasilan rendah.
“Alangkah indah jika Kota Semarang bisa memelopori semacam pilot percontohan. Misalnya, PKL-PKL dibina agar menyajikan makanan yang sehat dan higienis,” ujarnya.
Dengan pembinaan tersebut Heru berharap akan mampu mengubah stigma PKL yang selama ini dianggap pemicu masalah kota, menjadi penyedia makanan sehat yang bisa diakses seluruh warga.
Penulis : Kh, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Berita Terkait