Pendidikan Kurang Maju Bukan Karena Guru

  • 02 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Grobogan – Jalan menanjak, berliku dan rusak dilalui Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP untuk menuju tempat Peringatan Hari Pendidikan Nasional di lapangan Desa Mlowo Karangtalun Kecamatan Pulokulon. Butuh waktu kurang lebih 1,5 jam mencapai lokasi upacara.

Bukan jaraknya yang jauh sehingga membutuhkan waktu lama. Lokasi tersebut sebenarnya hanya 30 kilometer dari Purwodadi. Jika ditempuh dengan kecepatan normal, paling butuh sekitar setengah jam. Kondisi jalan yang sangat rusak yang memaksa rombongan memacu kendaraannya dengan kecepatan rata-rata tiga sampai lima kilometer per jam. Belum lagi, debu yang cukup tebal, sehingga bisa mengganggu pernafasan.

Setiba di lapangan desa setempat, Ganjar disuguhi kondisi SD Negeri 1 Mlowo yang rusak berat. Atapnya nyaris roboh, lantainya sudah banyak yang pecah dan menganga lebar, kamar mandinya pun yang tidak layak disebut sebagai MCK sehat. Dinding yang ada mengelupas, dan eternit di salah satu ruangan pecah semua. Eternit di beberapa ruangan juga rusak parah, bahkan pihak sekolah terpaksa mengosongkan ruang yang dinilai membahayakan.

Saat menjadi Inspektur Upacara, Rabu (2/5), Ganjar menyampaikan, dia sengaja memilih Desa Mlowo Karangtalun Kecamatan Pulokulon dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional karena ingin menggugah nurani banyak pihak atas kondisi tersebut. Sebab, butuh partisipasi masyarakat, untuk menyelesaikannya.

“Hari ini kita masih melihat tidak hanya sekolahnya yang roboh, tidak hanya jalan yang buruk, tidak hanya rumah yang tidak layak huni, tapi juga akses kesehatan saudara-saudara kita. Apa kita tega, mengambil duit negara, duit rakyat, sementara kita lihat jalannya hancur, gedungnya mau roboh. Pendidikan mudah-mudahan bisa mengubahnya,” kata orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Ganjar berharap, para guru bisa membentuk generasi penerus bangsa yang spritualitas, emosional, maupun intelektualitasnya bagus. Sehingga, menjadi generasi yang mentalnya bagus, otaknya cerdas, hatinya bersih dan punya sensitivitas terhadap masalah di sekitarnya.

“Pendidikan yang maju, karena prestasi guru. Tapi pendidikan yang kurang maju bukan semata-mata karena guru tidak berprestasi, tapi karena yang lain belum berpartisipasi sepenuhnya,” tutur dia.

Senada dengan yang disampaikan Gubernur Ganjar Pranowo, dalam sambutannya yang dibacakan gubernur, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, konsep laku telu (Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani) yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara perlu dihayati oleh pendidik. Sebab, saat ini dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktik pendidikan yang tidak lagi menginspirasi. Sementara dorongan dari arah belakang kepemimpinan pendidikan tidak disertai dengan pemberian arah dan haluan untuk para peserta didiknya.

Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara itu, menjadi dasar acuan Presiden RI Ir H Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden Jokowi, masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad ke-21.

Untuk mewujudkan visi itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap melakukan reformasi pendidikan nasional, baik pada tataran manajerial maupun konseptual. Pada tataran konseptual, Kemendikbud sedang melakukan upaya agar karakter kembali menjadi fondasi dan roh pendidikan nasional. Karenanya, pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (basic education).

Untuk jenjang pendidikan lebih lanjut, harus memberikan suasana kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin, memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan abad ke-21.

“Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggilah, peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain, di masa yang akan datang,” tandasnya.

Sementara itu, pada upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini juga diserahkan penghargaan bagi insan pendidikan berupa piagam dan uang pembinaan kepada 10 orang perwakilan guru, siswa dan mahasiswa se Jateng.  Di samping itu, gubernur juga memberi bantuan paket belajar berupa tas dan alat tulis kepada seluruh siswa SDN 1 Mlowo Karangtalun sebanyak 230 siswa yang diwakili oleh enam siswa.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait