Pemprov Jateng Siapkan Asuransi untuk Lahan Puso Akibat Banjir

  • 15 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk 154 hektare lahan puso akibat cuaca ekstrem. Asuransi tanpa premi tersebut diberikan langsung ke petani senilai Rp6 juta per hektare.

Kepala Distanbun Pemprov Jateng, Suryo Banendro menuturkan, kurun waktu Desember 2019-Januari 2020, total keseluruhan lahan yang terendam air akibat cuaca ekstrem 5.722 hekatare, tersebar di 12 kabupaten. Sebanyak 154 hektare di antaranya mengalami puso.

“Untuk yang puso kita siapkan asuransi, itu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Tahun 2020, dari APBD Provinsi 35.000 hektare, dan dari pusat ada 200.000 hektare. Untuk yang provinsi itu tanpa premi, kita yang tanggung,” ujarnya, saat konferensi pers di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (15/1/2020)

Ditambahkan, AUTP tersebut untuk lahan puso. Sebab, lahan yang mengalami puso tidak lagi diharapkan untuk tumbuh kembali. Lahan puso biasanya terjadi setelah lahan tergenang selama lima hari.

“Beda kalau banjir, masih bisa hidup. Atau tergenang tapi tidak keseluruhan ada batang yang muncul lebih tinggi dari air. Itu kemungkinan masih bisa tumbuh. Nah, asuransi ini untuk puso dan khusus untuk petani miskin. Sejauh ini ada 154 hektare yang diajukan asuransi karena puso,” lanjut Suryo.

Selain AUTP, pihaknya juga menyediakan pinjaman alat gratis untuk tanam. Di antaranya traktor, alat tanam mesin, pompa dan lain sebagainya.

“Puso yang mau tanam kita sediakan pinjaman alat gratis. Untuk benih lewat kabupaten karena penganggaran ada di kabupaten. Ini untuk percepatan tanam lagi,” papar Suryo.

Dijelaskan, AUTP tersebut diberikan kepada petani yang sudah terdaftar. Caranya melalui kelompok-kelompok tani resmi yang terdaftar di Kementan.

“Nanti, laporannya bisa lewat kelompok tani masing-masing. Kita akan cek, apa benar puso atau tidak. Klaim asuransi paling lama tiga bulan sudah cair. Itu sudah cepat,” terangnya.

Suryo mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan tindakan antisipatif berkait dengan menghadapi musim penghujan.

“Kita sudah sosialisasi dan memberi warning terkait kondisi cuaca. Kita juga selalu kordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

Menurut Suryo, selain padi, lahan lain yang terdampak adalah tanaman bawang merah di Tegal dan Brebes dan jagung di Grobogan, Brebes, dan Tegal.

“Untuk saat ini dari total yang tergenang atau banjir, sudah ada yang surut sekitar 4.000 hektare. Kami sampai saat ini juga masih melakukan pantauan-pantauan,” pungkas dia. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait