Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pemprov Jateng Alokasikan Rp250 Miliar Lebih untuk Insentif Guru Agama
- 03 Jul
- ikp
- No Comments

KEBUMEN – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen memberikan perhatian kepada para guru agama, melalui insentif yang dialokasikan setiap tahun dari APBD. Tahun ini, besaran yang dialokasikan lebih dari Rp250 miliar.
“Setidaknya mencapai Rp250 miliar yang dihibahkan untuk guru-guru agama. Tahun depan insyaallah akan kita tambah lagi,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, saat tasyakuran peresmian renovasi Masjid Baitul Khasan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Rabu, 2 Juli 2025.
Taj Yasin menjelaskan, insentif diberikan untuk seluruh pengajar agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.
Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng, penerima insentif guru agama Islam pada 2025 sebanyak 225.187 orang, Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Buddha 545 orang dan Kongh chu sebanyak 13 orang.
Pihaknya menyadari, dari jumlah penerima tersebut, mungkin masih ada guru agama yang belum terdata, bahkan nilai insentif sebesar Rp1,2 juta per tahun dianggap masih kurang.
Maka dari itu, Taj Yasin mengajak pemerintah kabupaten/ kota untuk berkolaborasi, baik dalam melakukan pendataan maupun mengalokasikan hibah untuk insentif guru keagamaan.
Menurut dia, guru agama penting untuk diperhatikan, karena merupakan benteng dari negara. Mereka punya peran krusial dalam membentuk karakter dan moral, menanamkan moderasi beragama dan pencegah intoleransi, serta menanamkan pondasi spiritual.
“Kami juga akan lebih meningkatkan nilainya, karena peran guru-guru agama itu juga sebagai benteng negara kita,” ucap dia.
Kepala Sub Direktorat Pesantren, Kementerian Agama RI, Aziz Syaifuddin mengapresiasi konsistensi Pemprov Jateng, dalam memberikan insentif kepada para guru agama. Alokasi anggarannya pun, menjadi yang tertinggi di Indonesia.
“Pemprov Jateng besar kepeduliannya terhadap perkembangan pendidikan, terutama di pesantren. Banyak guru-guru madrasah, ustaz pendidikan Al Quran. (Program ini) Jateng tertinggi di Indonesia,” katanya.
Kepedulian ini, diharapkan bisa terus ditingkatkan. Tidak sekadar insentif, tetapi juga menambah variasi kebijakan dengan program yang memberdayakan masyarakat. (Humas Jateng) *ul