Pemprov Gencarkan Informasi Kesehatan Ibu Hamil

  • 22 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Minimnya informasi tentang kesehatan ibu hamil menjadi salah satu faktor utama meningkatnya angka kematian ibu (AKI) akibat melahirkan di Jawa Tengah. Karenanya, upaya peningkatan pengetahuan, khususnya bagi para wanita, terus dilakukan.

“Penyebab kematian ibu saat persalinan akibat melahirkan memang benar karena melahirkan anaknya. Tetapi yang tepat adalah karena faktor-faktor selama sembilan bulan proses kehamilan,” ujar Wakil Gubernur Jateng Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat memberi sambutan sekaligus membuka lokakarya “Percepatan Penurunan Kematian Ibu”, di Wisma Perdamaian Semarang, Senin (22/5).

Lokakarya bertajuk ” Pekan Aksi Bela Kartini” yang merupakan rangkaian agenda peringatan Hari Kartini tersebut, menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso, Bupati Banyumas Achmad Husein, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Dwi Susilowati dengan materi paparan “Partisipasi Mandiri Membangun Budaya Kerja Percepatan Penurunan AKI”.

Wakil Gubernur menjelaskan, banyak faktor yang memengaruhi kesehatan seorang ibu selama rentang waktu sembilan bulan kehamilan. Seperti faktor kebersihan lingkungan, asupan gizi, tenaga medis, pengetahuan tentang kesehatan ibu dan janin, serta pemahanan risiko kehamilan dan bahaya persalinan.

Melalui program “Nginceng Wong Meteng”, lanjut dua, ada banyak terobosan dilakukan pemprov guna menekan angka kematian ibu dan bayi di berbagai daerah terutama Kabupaten Brebes dengan AKI tertinggi se-Jateng atau mencapai sebanyak 32 kasus pada 2016. Nginceng Wong Meteng bertujuan agar ibu hamil dapat memeriksakan kesehatannya termasuk kondisi janin dalam kandungan.

“Ibu hamil jangan segan berkonsultasi dengan bidan desa. Selain tenaga medis dan pemerintah, upaya penurunan AKI harus melibatkan banyak pihak termasuk uami, keluarga, serta tetangga juga mempunyai peran penting memperhatikan dan memberikan dukungan moril terhadap ibu sedang hamil hingga melahirkan,” bebernya.

Selain melibatkan orang-orang di lingkungan terdekat, lanjut dia, informasi menyangkut kesehatan ibu hamil juga bisa dikolaborasikan dengan berbagai forum yang diselenggarakan instansi lain. Contohnya kursus persiapan pernikahan bagi sepasang calon suami istri yang diadakan oleh Kementerian Keagamaan.

“Forum sosialisasi tentang kesehatan ibu hamil bisa disinergikan dengan kursus calon pengantin. Dalam kegiatan itu bisa melibatkan Dinas Kesehatan, Kemenag, PKK, organisasi madyarakat yang konsen terhafap kesehatan ibu hamil, serta instansi terkait lain, sehingga pesan yang disampaikan sesuai sasaran,” terangnya.

Sementara itu Ketua Forum Obstetrik Ginekolog Indonesia (FOGI) Cabang Semarang dr Herman Kristanto MS SpOG (K) mengatakan, lokakarya yang diselenggaraksn FOGI Bidang Penurunan Kematian Maternal tersebut sengaja mengangkat tema tentang Kartini, karena pahlawan emansipasi wanita Indonesia itu meninggal dunia setelah melahirkan putra pertamanya.

“RA Kartini wafat karena proses persalinan dan perjuangan pahlawan wanita Indonesia tersebut patut kita hargai bersama. Menjaga kesehatan ibu hamil dan bayi adalah tanggung jawab kita semua. Mari kita sama-sama membuat sistem agar percepatan penurunan kematian ibu dapat terealisasi,” bebernya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait