Pemprov Alokasikan Rp206 M untuk Madrasah dan Ponpes

  • 13 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menyatakan pemerintah provinsi akan memberikan bantuan untuk pesantren, Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), serta Madrasah Diniyah (Madin), sebesar Rp206 miliar. Bantuan itu bersumber dari dana pendidikan pada APBD 2019.

“Anggaran tersebut untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para pengajar madrasah, TPQ, dan pesantren di Jateng. Beberapa kabupaten dan kota sudah melakukan kebijakan seperti itu, sehingga pemprov menindaklanjutinya,” ujar Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada acara ‘Gunung Tugel Bersalawat’ di Ponpes Az-Zahra, Gunung Tugel Purwokerto, Senin (12/11) malam.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin itu menyebutkan, alokasi dana tersebut telah disetujui melalui Penandatanganan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan DPRD Jateng Tentang Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Jateng TA 2019.

Pada kegiatan dalam rangka Milad Yayasan Az-Zahra Karangklesem ke-XI itu, Wakil Gubernur mengatakan, pengembangan pendidikan di Jateng, baik berbasis umum maupun agama, merupakan salah satu program prioritas pembangunan Pemprov Jateng lima tahun kedepan.

Taj Yasin menjelaskan, agama dengan pemerintah ibarat saudara kembar atau tidak bisa dipisahkan. Pemerintah harus menjunjung tinggi pesantren dan pendidikan keagamaan. Karenanya pemprov bersama pemkab dan pemkot didorong agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat, termasuk guru TPQ, Madin, dan pesantren.

“Ayo kita urusi pendidikan masyarakat. Kita bersama-sama membangun Jateng tetap tidak ngapusi dan tidak korupsi. Kita bekerja sama untuk membesarkan ponpes,” katanya.

Pemerintah provinsi mendorong pemkab/ pemkot bersinergi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pemerintah harus berada di depan, bersinergi dengan pemkab dan pemkot untuk membangun serta mengembangkan pendidikan berkarakter, seperti ponpes, TPQ, dan madin yang tersebar di Jateng.

Putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu meminta pendidikan keagamaan di Jateng terus dikembangkan. Terlebih, dahulu para ulama dan santri juga berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kini para kiai di penjuru nusantara merupakan benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mampu mempersatukan umat.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait