Pemerintah Siap Dirikan 1.000 BLK di Pesantren

  • 19 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Kediri – Pemerintah akan mendirikan sekitar 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) di pondok pesantren yang tersebar di penjuru nusantara. Program tersebut guna meningkatkan daya saing santri di era globalisasi.

“Sehingga santri lulus dari ponpes memiliki bekal ilmu agama dan keterampilan,” ujar Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri pada peringatan Haul Akbar Al Maghfur Lahum KH Ahmad Djazuli Utsman (ke-44) dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli (ke-23), di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso Kediri, Selasa (18/9) malam.

Selain ribuan warga, santri serta ulama, hadir pula dalam peringatan haul akbar tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Drs H Saifullah Yusuf, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP beserta Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen.

Hanif menjelaskan, untuk merealisasikan keterampilan bagi santri tersebut, pada 2017 pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja mengalokasikan anggaran Rp50 miliar. Pada 2018 bertambah menjadi  Rp75 miliar, kemudian 2019 naik lagi menjadi Rp1 triliun. Melalui anggaran tersebut, sekitar 1.000 ponpes di Tanah Air akan mendapatkan bantuan pembangunan BLK pesantren.

Adanya BLK, lanjut dia, beragam pelatihan keterampilan dapat diselenggarakan di ponpes. Di antaranya pelatihan bengkel, tata busana, las, tata boga dan lainnya. Sehingga, selain mengaji, belajar akhlak dan adab, para santri juga  membekali diri mereka dengan keterampilan.

“Mudah-mudahan ini bisa membantu memfasilitasi para santri, alumnus pesantren dan masyarakat di lingkungan pesantren, supaya bisa memiliki keahlian dan dapat membuka usaha,” harap Menaker.

Hanif juga meminta masyarakat terus memakmurkan ponpes. Karena pesantren merupakan tempat generasi bangsa mendapat tempaan ilmu agama, belajar karakter, dan menjadi manusia yang berakhlak. Semua berusaha keras agar alumnus pesantren bisa bekerja di perusahaan, atau berwirausaha dengan bermodalkan karakter dan akhlak yang baik.

“Kita dorong masyarakat supaya mengirim anak-anaknya ke ponpes untuk dididik. Sebagai orang tua kita harus bisa memastikan agar anak-anak kita bermanfaat bagi orang tua, agama, bangsa dan negara,” pintanya.

Sementara itu, Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP merasa senang dapat berada di tengah para ulama, santri, dan masyarakat dalam peringatan haul tersebut.

“Saya dan wakil saya, Gus Yasin sengaja datang ke sini, bersilaturahmi menghadiri haul sekaligus sowan para rama kiai. Ternyata santri di ponpes ini juga tidak sedikit yang berasal dari Jateng, saya sangat bangga sekali,” bebernya.

Menurut Ganjar, sederet keberhasilan telah diraih Indonesia di berbagai bidang, termasuk penurunan pengangguran dan kemiskinan. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Berbagai persoalan bisa diselesaikan kalau semua bersatu, saling membantu, tidak bertikai dan jangan saling fitnah.

“Sudah ada dua calon presiden dan wakil presiden RI untuk Pilpres 2019, maka tonjolkan berbagai kebaikan atau sisi positif masing-masing calon, bukan justru keburukan yang diumbar,” pinta gubernur.

Mantan anggota DPRRI itu meminta semua komponen masyarakat bersama-sama nyengkuyung para calon presiden. Jangan ada permusuhan hanya karena beda pandangan politik. Seperti saat pilkada serentak di Jateng, para calon gubernur dan wakil gubernur saling bergurau, kumpul dan ngobrol bareng, serta makan bersama sehingga situasinya hangat.

“Negara lain sudah berbicara tentang kendaraan tidak menggunakan bahan bakar minyak dan orang ke Planet Mars, tetapi Indonesia masih bertengkar dengan saudara sendiri,” sorotnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait