Pembatik Tak Sekadar Lihai Menggambar Motif

  • 17 Mar
  • bidang egov
  • No Comments

Semarang – Pembatik diminta tidak sekadar menorehkan aneka motif batik pada kain, namun diharapkan lebih memahami teknik desain pakaian. Jangan sampai motif pada kain terlihat menarik, tapi kain tersebut justru tidak bisa dibuat menjadi pakaian karena motifnya sulit disesuaikan dengan model pakaian.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo mengungkapkan hal tersebut pada Rapat Pengurus Dekranasda Provinsi Jawa Tengah dan Syukuran HUT ke-37 Dekranas, di Ruang Rapat Lantai 4 Gedung Despra, Jumat (3/2). Dia menunjuk contoh saat membeli kain batik dengan motif naga yang motif dan perpaduan warnanya sangat menarik. Sayangnya, saat hendak dibuat baju, penjahit menyampaikan jika motif kain itu tidak bisa dipotong sesuai dengan model pakaian.

“Jadinya kain itu sekarang nganggur. Tidak terpakai,” ungkapnya.

Untuk itu, Atikoh menganggap perlunya penguasaan teknik desain bagi para pembatik. Sehingga kain yang telah didesain menarik tidak sia-sia. Bagaimana pun membatik beda dengan melukis. Karenanya, Dekranasda Provinsi Jawa Tengah terus fokus memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Termasuk, meningkatkan kualitas para pembatik.

“Misalnya dalam hal mendesain batik. Batik yang bisa untuk fesyen. Membatik kan beda dengan melukis, kemudian inovatif mereka bagaimana,” beber Atikoh.

Kaderisasi juga menjadi fokus Dekranasda. Terlebih, profesi di bidang kerajinan tidak hanya membutuhkan keterampilan, tapi juga art, talenta, dan passion. Sayangnya, para generasi muda jarang yang mau menggeluti bidang kerajinan. Mereka cenderung memilih untuk bekerja di kantoran.

Selain sumber daya manusia, Dekranasda juga menekankan pada upaya fasilitasi promosi, terutama bagi pengrajin kecil. Berbeda dengan pengrajin skala besar yang memiliki alokasi anggaran tersendiri untuk promosi, mereka dengan usaha skala kecil butuh support promosi dari pemerintah, Dekranasda, maupun pihak lain. Termasuk, pendampingan dan bantuan modal. Sehingga, usaha yang mereka lakukan bisa berkembang lebih besar.

“Harapannya dengan pameran-pameran, website, promosi, keterlibatan Dekranasda, membuat mereka bisa berekspansi. Tidak hanya di Jawa Tengah, tapi juga nasional dan internasional. Dan yang tidak kalah penting, mencintai produk dari Jawa Tengah sendiri untuk masyarakat Jawa Tengah. Apa pun hasil yang ada di masyarakat, itu kita bangga memakainya,” jelas dia yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah ini.

Diakui, kerajinan asal Jawa Tengah tidak kalah dengan produk lainnya, mulai dari batik, baju, tas, suvenir, dan sebagainya. Namun, masih ada kerajinan yang perlu didorong. Salah satunya, sepatu. Dia berharap nantinya pengrajin Jawa Tengah bisa membuat sepatu berkualitas yang nyaman dipakai. (Diskominfo Jateng)

Berita Terkait