Pelatihan Kerja dan Tebar Kornet, Cara Baznas Jateng Berantas Kemiskinan dan Stunting

  • 23 Nov
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah mengalokasikan 50 persen dana zakat infak dan sedekah (ZIS) yang terkumpul untuk mengatasi kemiskinan dan stunting. Hal itu selaras dengan arahan Wapres RI Ma’ruf Amin, agar Baznas ikut mengentaskan kemiskinan dan masalah kurang gizi pada anak.
Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji mengatakan, pengentasan orang dari zona kemiskinan menjadi program prioritas. Hal itu diwujudkan dengan pemberdayaan penerima zakat, melalui pelatihan kerja maupun pemberian modal produktif.
Ditambahkan, hingga Oktober 2022 total dana zakat yang terkumpul di Baznas Jateng mencapai Rp57 miliar.
“Dana yang masuk ke Baznas Jateng 50 persen untuk pemberdayaan. Ada pelatihan kerja dan bantuan modal. Pelatihan kerja ada 8.000 orang dan pemberian modal kepada 6.000 orang. Total pemberdayaan ada 14 ribu orang. Asumsinya bila satu orang bisa mengentaskan tiga orang untuk anak dan istri, maka ada 50 ribu orang yang dapat manfaat,” ujar Darodji, Rabu (23/11/2022).
Ia mengatakan, jenis pelatihan kerja yang dilakukan meliputi beberapa bidang di antaranya pengolahan sampah jadi pupuk, ternak lele, keterampilan menyetir, perbengkelan, hingga tukang bangunan.
Selain pemberdayaan, peran aktif Baznas Jateng juga diwujudkan dalam pembenahan rumah tidak layak huni (RTLH). Untuk hal tersebut, Baznas Jateng bekerja sama dengan Disperakim Jawa Tengah, sebagai pemilik data RTLH.
Selain itu, bantuan juga disalurkan melalui program “Satu OPD Satu Desa Binaan”. Program yang diasuh oleh masing-masing dinas di Pemprov Jateng itu, salah satu programnya adalah pembenahan RTLH, serta berbagai pelatihan kerja.
Terkait penanganan stunting, Darodji mengatakan, Baznas Jateng melakukan dua langkah. Pertama langkah kuratif dan promotif preventif.
“Untuk stunting kita berikan bantuan berupa paket sembako ditambah daging kalengan. Tahun ini kita sembeli 53 ekor sapi yang diwujudkan jadi 39.000 daging sapi kalengan, yang salah satunya untuk mengatasi stunting,” paparnya.
Selain itu, nantinya Baznas Jateng bekerja sama dengan BKKBN untuk memberikan konsultasi pranikah, terkait pencegahan stunting. Hal itu dengan memberikan edukasi agar timbul kesadaran memikirkan gizi anak yang nantinya dilahirkan.
“Kita juga ingin berikan kesadaran pada calon pengantin, agar nanti kalau melahirkan anak, hendaknya bisa memikirkan gizi anak mereka. Nantinya ada di Boyolali dan Kabupaten Tegal, kita nanti akan kerja sama dengan BKKBN dan libatkan KUA,” tutur Darodji.
Ia menjelaskan, dana zakat yang terkumpul satu di antaranya berasal dari ASN Pemprov Jateng. Selain pemberdayaan dan penanganan stunting dana yang terhimpun juga digunakan untuk perbaikan sarana ibadah juga bantuan orang sakit.
“Tingkat kemiskinan kita (Jateng) masih sekitar 10-11 persen, harapannya bisa berkurang satu digit jadi sembilan persen. Dana yang terkumpul diusahakan produktif, untuk cegah kemiskinan ekstrem,” pungkas Darodji. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait