Pelajar Jerman Terkesan Pedasnya Masakan Indonesia

  • 13 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Berada di negara orang, tentu tak mudah dijalani. Banyak perbedaan yang harus dimengerti dan difahami. Namun bagi Michael Zelner, guru sekaligus pendamping dari 16 pelajar dari Gymnasiun Ohlstedt Hamburg Jerman, pembeda itu justru menjadi pengalaman yang menarik.

Dua minggu lalu, saat pertama kali datang ke Salatiga dalam program pertukaran pelajar balasan di SMA Negeri 3, dia terkaget-kaget mendapati kepadatan lalu lintas di negara ini. Dia juga terkesan saat mendengarkan suara adzan mengingat di Indonesia mayoritas penduduknya adalah Islam. Masakan Indonesia yang sangat pedas pun memberikan kesan tersendiri bagi guru olahraga dan musik ini.

“Kami telah mengalami banyak hal yang sangat berbeda dengan di Jerman, seperti suara adzan yang umun di negara ini, lalu lintas yang sangat padat, dan makanan Indonesia yang sangat pedas,” katanya yang juga Ketua Tim Pertukaran Pelajar Balasan saat beraudiensi dengan Sekda Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP di Ruang Kerja Sekda, Jumat (13/10).

Michael mengatakan dalam program pertukaran pelajar tersebut murid-muridnya mendapatkan pengalaman yang berharga untuk menambah wawasan. Baik mengenai seni budaya, adat istiadat, tradisi, kehidupan sehari-hari, dan proses belajar mengajar yang ada di Indonesia.

Selama program pertukaran pelajar, mereka juga melakukan banyak kunjungan ke beberapa tempat untuk mempelajari dan mengenal segala hal tentang Indonesia dengan lebih dalam lagi. Untuk mengenal sistem pendidikan yang ada di Indonesia, para pelajar Jerman juga mengikuti kelas-kelas di SMA Negeri 3 Salatiga.

“Kami mengunjungi banyak tempat yang menarik, seperti industri olahan singkong dan enting-enting krupuk khas Salatiga. Berdiskusi mengenai islam di Indonesia, seperti di IAIN Salatiga, dan mengunjungi Balai Penelitian Penyakit Tropis di Salatiga,” ujarnya.

Saat mengikuti beberapa kelas baik kelas bilingual maupun kelas lainnya, para siswa Jerman itu tidak lupa melakukan presentasi mengenai tradisi, budaya dan kehidupan sehari-hari di negaranya. Sama seperti yang dilakukan oleh pelajar dari SMA Negeri 3 Salatiga saat berada di Jerman selama tiga minggu, di mana mereka mengenalkan tradisi, seni dan budaya dengan mempertunjukkan lagu-lagu daerah, dan memainkan gamelan dengan indah.

Pengalaman yang mereka dapatkan ini akan semakin bertambah karena mereka akan mengunjungi Pulau Karimunjawa untuk memberikan kesempatan bagi pelajar Jerman mengeksplorasi keindahan alam yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.

Michael berharap program yang sudah berlangsung untuk kali ketiga itu, yakni dua kali dengan SMA Negeri 1 Salatiga dan satu kali dengan SMA Negeri 3 Salatiga, dapat terus terjalin dan berkembang. Sebab, melalui program tersebut banyak siswanya yang dulu mengikuti program ini berhasil masuk ke universitas terbaik di Jerman.

Sementara itu, Sekda Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP akan menindaklanjuti program kerja sama ini ke arah yang lebih luas. Dia berencana merintis kerja sama sister province antara Jawa Tengah dengan Hamburg, sehingga kerja sama yang terjalin tidak hanya tentang ilmu pengetahuan dan budaya namun juga bisa mengarah ke teknologi dan ekonomi.

“Kita akan merintis sister province. Sebagai pemerintah kita akan mencoba menjembatani lahirnya kerja sama antar provinsi,” katanya.

Sri Puryono juga berharap melalui program pertukaran pelajar itu para pelajar di kedua belah pihak bisa saling melengkapi dan menambah wawasan mereka tentang kedua negara. Sehingga juga bisa terjalin persahabatan di antara para pelajar.

“Jangan bosan untuk datang kembali ke Jawa Tengah karena Jawa Tengah merupakan tourism province yang penuh daerah wisata. Ada Karimunjawa, Borobudur, dan banyak seni budaya yang menarik lainnya,” pungkas Sekda.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait