Pantauan Stunting Setwapres RI-Tim Pemprov Dipungkasi di Wonosobo

  • 14 Feb
  • ikp
  • No Comments

WONOSOBO – Rentetan kegiatan pemantauan  program Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI – Tim Pemprov Jawa Tengah, dipungkasi di Kabupaten Wonosobo, Jumat (14/2/2025).

Pantauan di Kabupaten Wonosobo berlangsung di Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar. Dari Setwapres dipimpin Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Profesor Dr Dadan Wildan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyampaikan, stunting memang masih menjadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan bersama. Namun, dengan praktik posyandu yang masih berjalan, salah satunya di Desa Sikunang, membuatnya optimistis.

“Karena masalah penyelesaian stunting akan mampu menentukan kualitas SDM (sumber daya manusia) ke depan. Kami akan terus berupaya ke depan agar penanganan stunting bisa terintegratif dan efisien,” kata One di lokasi.

Dia berharap stunting di wilayahnya akan terus diturunkan, hingga bisa mencapai target nasional 14 persen. Kehadiran Setwapres diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang terintegratif, mulai dari penganggaran, pelaksanaan terintegratif, dan lainnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Profesor Dr Dadan Wildan, mengatakan, pihaknya fokus dalam percepatan penurunan stunting di seluruh Indonesia.

“Hari ini, saya datang ke beberapa kabupaten/kota untuk menyerap informasi perkembangan, melihat kenyataan di lapangan, target- target yang sudah dicapai,” kata Dadan di lokasi di Wonosobo.

Dia melihat, intervensi dari pemda sudah cukup baik, dan posyandu terlihat masif dalam melakukan kegiatan. Sehingga, diharapkan penurunan stunting bisa tercapai. Setwapres terus memantau perkembangan penanganan stunting untuk melakukan tindak lanjut dalam rapat koordinasi Nasional yang diadakan Setwapres nanti.

“Karena kami di lingkungan kebijakan, maka kami harus memberikan kebijakan yang tepat di seluruh Indonesia. Wapres harus bisa ambil kebijakan yang tepat setelah kunjungan di lapangan,” katanya.

Seperti di Wonosobo ini, yang merupakan kota yang tidak begitu ramai dan tidak juga begitu sepi, menjadi target pemantauan. Sedangkan pantauan di kota besar bisa dilakukan di Jakarta atau Surabaya.

 

Edukasi Siswa

 

Pantauan di lokasi, kegiatan posyandu terlihat ramai. Puluhan ibu beserta anaknya hadir mengikuti kegiatan. Tampak pula, siswa sekolah dasar yang ikut dalam kegiatan. Selain siswa menjalani pemeriksaan kesehatan, mereka juga mengikuti kegiatan edukasi soal anemia.

Seorang siswi, Zara I’anatul Maulidah, senang mengikuti kegiatan di posyandu. dia bersama teman-temannya diajak guru untuk ikut serta dalam kegiatan. Siswi kelas VI itu mendapatkan pengetahuan soal apa itu anemia.

“Biar tidak kena anemia, mencegah stunting, serta menyehatkan badan,” ungkap Zara.

Tak jauh beda disampaikan siswi lain, Aisyah Zahratul. Dia mendapatkan informasi mengenai pencegahan stunting sejak masih remaja.  Setelah mengikuti kegiatan edukasi, dia bisa mengetahui kalau harus sering mengonsumsi banyak protein.

“Harus sering konsumsi telur dan ikan, biar badan lebih sehat,” kata Aisyah.

Sementara menurut pemateri edukasi Dewi Yuliana, dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Wonosobo, menekankan agar anak-anak bisa mengonsumsi makanan bergizi untuk mengcegah anemia.

“Kita edukasi tentang gizi seimbang. Makanya anak-anak di rumah itu, ya makannya pakai kearifan lokal. Paling gampang dan paling mudah itu telur satu hari minimal tiga, selang-seling bisa ikan, tahu, tempe, yang murahlah,” kata Dewi. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait