Pancasila Bukan Ideologi “Mati”

  • 02 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Purworejo – Pancasila sebagai dasar negara harus terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari karena merupakan urat nadi bangsa Indonesia. Untuk bisa mengamalkan dan menerapkan Pancasila di setiap perbuatan dan perilaku, perlu penafsiran makna Pancasila  yang bersumber dari masing-masing individu warga negara Indonesia. 

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi dalam kegiatan Wakil Gubernur Mengajar, di SMA Negeri 1 Purworejo, Rabu (2/8). Dia mengajak para siswa agar bisa menafsirkan sila-sila Pancasila sesuai dengan pemahamannya. Sebagai contoh, Heru pun meminta siswa untuk menafsirkan sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia.

Ajakan Heru ini langsung disambut antusias oleh para siswa, salah satunya Amalia. Dia mengatakan makna dari sila ketiga adalah warga Indonesia harus selalu saling menghormati, menghargai, dan tidak memandang rendah suku dan budaya yang ada di Indonesia. Beragam perbedaan tersebut harus menjadi satu kebhinekaan dapat memperkokoh NKRI.

“Karena di Indonesia memiliki suku budaya dan masih banyak lain yang berbeda-beda. Jadi walaupun berbeda-beda kita harus saling menghormati menghargai dan tidak boleh saling meremehkan agar tetap bersatu,” katanya.

Siswa lainnya, Renaldi menyampaikan dengan persatuan Indonesia akan menjadi negara dan bangsa yang kuat dan tidak mudah dipecah-belah oleh negara lain.

Dengan jawaban-jawaban ituHeru kemudian meminta para siswa mencontohkan bentuk gotong-royong dalam skala nasional.

Para siswa semakin antusias untuk mencontohkan bentuk gotong-royong, mulai dari pelaksanaan Pemilu dimana seluruh masyarakat bersama-sama memilih pemimpin pilihan mereka, tidak mengutarakan ujaran kebencian di media sosial agar dapat saling menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, hingga bersama-sama menangkal radikalisme.

“Pemilu itu dari berbagai kalangan masyarakat bergotong-royong memilih wakil rakyat dan pemimpin pilihannya masing-masing. Kemudian wakil rakyat dan pemimpin terpilih bersama-sama membangun bangsa meski berbeda pendapat dan usulan,” jawab Imam siswa kelas XII SMA Negeri 1 Purworejo itu.

Mendengar berbagai macam jawaban yang dilontarkan oleh siswa, mantan Bupati Purbalingga ini merasa takjub dengan pemikiran mereka yang kritis. Dia percaya siswa-siswa tersebut akan menjadi generasi penerus yang hebat jika terus mengasah bakat dan potensinya.

Wagub meminta agar siswa-siswa harus terus mendiskusikan tafsiran sila-sila dalam Pancasila agar bisa mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Pancasila tidak akan menjadi ideologi yang mati melainkan hidup dan dinamis.

“Anda boleh mendiskusikan untuk tafsir sila pertama hingga sila kelima. Ini kalau sudah bisa berlangsung seperti itu Pancasila bukan ideologi yang mati tapi Pancasila adalah ideologi yang hidup, ideologi yang dinamis karena mungkin ke depan tafsirannya bisa lebih berkembang lagi,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait