Ortu Larang Kuliah, Siswi SMK Menangis di Depan Gubernur

  • 28 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pemalang – Kesedihan Nuzulia Anggita Ramadani (17) seolah tak terbendung lagi. Air matanya tumpah ketika Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, meminta restu kepada ibunda siswi SMKN 1 Ampelgading, Kabupaten Pemalang tersebut supaya memberikan izin putrinya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Siswi kelas XII yang bercita-cita menjadi psikolog tersebut mengaku ingin kuliah di Universitas Diponegoro, namun orangtua tidak mengizinkan. Itu yang membuat siswi jurusan teknik komputer dan jaringan tersebut menangis terisak di depan gubernur, ratusan siswa, serta wali murid.

Saat gubernur memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya atau berpendapat tentang apapun, bahkan mengadu tentang beragam persoalan yang dihadapi, Nuzulia maju dan menyampaikan keluh kesah. Keinginannya untuk kuliah tidak mendapat izin dari sang ibu.

“Pak gubernur, saya sebenarnya ingin sekali kuliah di jurusan psikologi Undip, tetapi ibu saya tidak memperbolehkan. Ibu saya ingin saya bekerja dahulu untuk mencari pengalaman,” tutur Nuzulia sembari terisak di di depan gubernur di sela-sela program “Gubernur Mengajar” di Aula SMKM 1 Ampelgading, Rabu (27/9).

Mendengar keluhan tersebut, orang nomor satu di Jawa Tengah itu meminta sang ibunda Nuzulia, Duriyah yang kebetulan turut hadir dalam kegiatan itu maju ke depan. Di samping putrinya, Duriyah menjelaskan alasan melarang putrinya kuliah.

“Sekarang tak tembungke langsung. Bu, ini anaknya ingin kuliah kenapa tidak boleh,” tanya Ganjar kepada Duriyah.

Mendapat pertanyaan dari gubernur, perempuan berhijab itu mengatakan orangtua tidak bermaksud melarang anaknya menuntut ilmu lebih tinggi. Namun menurutnya akan lebih baik jika setelah lulus SMK bekerja terlebih dahulu. Sebab kalau sudah mendapat pengalaman kerja maka mudah untuk kuliah.

“Bukan begitu pak, maksud saya kalau kerja kan sudah ada pengalaman. Nanti kalau sudah punya pengalaman, baru kuliah dan dapat kerja yang enak,” terang Duriyah.

Mendengar jawaban tersebut, Ganjar lantas mencontohkan orang-orang di belakangnya yang kuliah dahulu kemudian bekerja dan menduduki jabatan penting di Pemprov Jateng maupun bidang lainnya. Seperti Dirut Bank Jateng Supriyatno dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Gatot Bambang Hastowo.

“Sekarang saya tanya di hadapan semua yang ada di sini, ibu membolehkan tidak anaknya kuliah,” tanya Ganjar.

Setelah mendapat pengarahan jika menuntut ilmu lebih tinggi itu adalah keinginan baik dan menjadikan anak semakin pandai, Duriyah akhirnya memberikan restu kepada putrinya untuk kuliah demi masa depan yang lebih baik.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur berpesan bahwa doa dan ridha orangtua terhadap anak sangat penting. Sehingga anak menyayangi dan menghormati orang tua.

Suasana “Gubernur Mengajar” semakin gayeng ketika Ganjar menantang siswa memperkenalkan diri dan sekolahnya dalam bahasa Inggris. Kemudian Eden, siswa kelas XII jurusan audio visual langsung maju.

Warga Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang itu, tanpa canggung dan penuh percaya diri memperkenalkan sekolahnya serta menceritakan aktivitasnya sehari-hari dalam bahasa Inggris dengan lancar. Atas kemahirannya berbahasa asing, remaja yang bercita-cita menjadi filmmaker itu mendapat hadiah satu unit laptop dari gubernur dan tabungan Simpanan Pelajar Rp 500.000 persembahan Bank Jateng.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait