Olahraga Lari Makin Ngetren di Jateng, Mekarkan Ekonomi dan Bugarkan Jasmani

  • 27 Jul
  • ikp
  • No Comments

MAGELANG – Kegiatan olahraga semakin ngetren di Jawa Tengah. Hampir setiap akhir pekan, kegiatan lomba olahraga lari, terselenggara di sejumlah kabupaten/ kota di provinsi ini.

 

Dengan medan yang beragam, mulai dari pedesaan, pegunungan, pantai, hingga perkotaan, perlombaan demi perlombaan selalu diikuti oleh ribuan orang. Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari luar negeri.

 

Seperti lomba lari Rupiah Borobudur Playon 2025 di Kabupaten Magelang, Minggu (27/7/2025). Pada hari yang sama, lomba lari dengan tema Ultra Train Siksorogo Ring of Lawu, juga terselenggara di Kabupaten Karanganyar.

 

Pada pekan lalu, Minggu (20/7/2025), juga diselenggarakan Heritage Color Fun Run Banjaratma yang diselenggarakan di Rest Area KM 260 B, Kabupeten Brebes. Pekan-pekan sebelumnya, event-event lari juga banyak digelar sejumlah kabupaten/ kota lain, di antaranya Kebumen Geopark Trail Run 2025, Purwokerto Half Marathon 2025, Dieng Caldera Race 2025, dan lainnya. Bahkan, Borobudur Marathon yang diselenggarakan setiap tahun, juga selalu dinanti-nantikan peserta.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan, kegiatan perlombaan lari dalam pariwisata olahraga (sport tourism), bukan sekadar untuk kebugaran jasmani, melainkan juga mendorong kemekaran ekonomi warga.

 

Sumarno mengaku, Pemprov Jateng terus mengupayakan pertumbuhan ekonomi melalui ajang sport tourism. Salah satu strateginya, menggarap potensi secara aglomerasi wilayah sejumlah eks keresidenan di Jateng.

 

“Ini akan meningkatkan kunjungan wisata. Banyak event yang harus digarap, dan kami dorong ada di setiap kabupaten/ kota. Sekarang paling tren event olahraga, terutama lari (run),” kata Sumarno, di sela mengikuti acara Rupiah Borobudur Playon 2025, Kabupaten Magelang, Minggu (27/7/2025).

 

Menurut dia, event sport tourism adalah kegiatan yang paling mudah mendatangkan orang. Mereka tidak hanya mengikuti kegiatannya, tetapi juga berbelanja, berburu kuliner khas, membeli oleh-oleh, menginap, dan sebagainya. Dengan begitu, mampu mendongkrak perekonomian warga.

 

Sekda berterima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, yang turut berkolaborasi dalam menggarap event tersebut.

 

Ditambahkan, khusus di Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, sudah terdapat event sport tourism skala internasional, yakni Borobudur Marathon. Untuk memperpanjang lama kunjungan wisatawan dalam event tersebut, Sumarno memiliki ide agar disandingkan dengan even lain. Salah satunya Rupiah Borobudur Playon 2025 yang mengakomodasi pelari untuk jarak 5K dan 10K.

 

“Kami minta dukungan untuk pengembangan ekonomi di Jateng,” bebernya.

 

Dalam kesempatan itu, jelas Sumarno, Pemprov Jateng juga akan terus mengampanyekan pola hidup sehat kepada banyak elemen masyarakat, melalui berbagai kegiatan, termasuk lari.

 

“Kesehatan bagian dari program Pemprov Jateng. Misalnya, mencegah obesitas pada anak-anak yang harus jadi perhatian,” terang dia.

 

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra, mengatakan, jumlah peserta Rupiah Borobudur Playon 2025 naik dari even sebelumnya. Saat ini tercatat 4.000 orang peserta, di mana 500 orang di antaranya merupakan undangan.

 

Insyaallah ini bisa mendukung sport tourism di Jawa Tengah,” katanya.

 

Peserta asal Kabupaten Semarang, Putri (25), mengaku telah rutin mengikuti ajang Rupiah Borobudur Playon sebanyak tiga kali, sejak diluncurkan pada 2023. Ajang itu selaras dengan dirinya yang gemar berolahraga.

 

Apalagi, dari informasi yang didapat, kata dia, hasil uang pendaftaran dalam event yang diselenggarakan BI Jateng itu akan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Magelang, dan didonasikan ke desa-desa.

 

“Senangnya ikut Rupiah Borobudur Playon itu karena secara tidak langsung bisa bermanfaat buat orang lain. Baliknya uang itu ke masyarakat Magelang. Bonusnya, saya bisa sambil berwisata ke Candi Borobudur,” katanya. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait