Nyinyir = Gambaran Kebencian

  • 11 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, mengajak masyarakat menjaga keragaman dan kerukunan yang sudah terajut dengan baik. Jateng yang adem dan  kondusif jangan sampai terkoyak oleh berita-berita hoaks atau informasi bohong yang marak di tahun politik ini.

“Pada tahun politik seperti sekarang hoaks dan nyinyir marak di media sosial. Ini harus kita sikapi. Ingat bahwa kita diperintahkan oleh agama dan kalau kita mengaku orang yang beriman ketika muncul berita-berita yang tidak bisa kita pertanggungjawabkan harus ber-tabayyun,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber pada talkshow bertajuk “Media, Keragaman, dan Tahun Politik 2019”, di Gedung PWI Jateng, Senin (11/2/2019).

Menurut Taj Yasin selain tabayyun mencari kejelasan tentang sesuatu hingga benar keadaannya, bagi umat Islam, semua yang dilihat, didengar, dipikirkan, dan dilakukan harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia, tetapi juga bertanggung jawab kepada Allah SWT. Demikian pula bagi umat agama lain pasti ada pertanggungjawaban terhadap Tuhan atas semua yang dilakukan.

Tetapi persoalannya, kata dia, para penyebar hoaks kerapkali berdalih jika mereka tidak membuat atau menciptakan hoaks, tetapi hanya menginformasikan kepada lainnya. Padahal dalam Al Quran jelas disebutkan, setiap seseorang akan mendapatkan ganjaran dari apa yang disampaikan. Jika yang disampaikan kebaikan akan mendapatkan ganjaran pahala, sebaliknya, menyampaikan keburukan akan diganjar dosa.

“Semua informasi yang kita terima harus disaring sebelum share agar tidak ikut menyebarkan hoaks. Terlebih nyinyir, karena nyinyir itu gambaran otak dan hati seseorang hanya ada kebencian terhadap orang yang tidak disukai,” terangnya.

Pada pemilu serentak 2019, pemerintah mengajak semua komponen masyarakat untuk menciptakan iklim kondusif di semua penjuru Indonesia, termasuk di Jateng. Tidak kalah penting, menunjukkan Jawa Tengah peduli dengan pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden, serta selalu menjaga keberagaman dan persatuan bangsa.

“Saya mengajak semua untuk menyukseskan pesta demokrasi, tanggal 17 April datang ke TPS dan salurkan suara untuk lima tahun ke depan. Para polititisi ayo bikin masyarakat menyukai politik. Berpolitik yang santun dan indah, selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” pintanya.

Selain kepada masyarakat dan politikus, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair juga meminta para jurnalis atau insan pers menunjukkan marwah pers yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Pada Hari Pers Nasional 2019, media di Indonesia diharapkan menjadi pelopor dan contoh yang baik bagi media-media lain.

Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud, berharap kepada elit politik untuk tidak mengkhianati cita-cita Pemilu damai dan kampanye damai dengan provokasi-provokasi yang tidak ada gunanya. Tinggalkan fitnah agar rakyat tidak muak dan apatis terhadap politik.

“Kepada teman-teman wartawan, mari kita menjadi penyebar informasi yang berpijak pada pilar-pilar kebangsaan sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika,” harapnya.

Selain Wakil Gubernur dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, hadir pula sebagai narasumber dalam talkshow tersebut, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, Ketua KPID Jateng Budi Setyo Purnomo, serta Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jateng Dewi Susilo Budihardjo.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

 

Berita Terkait