Negara Bukan Hanya Milik Pejabat

  • 15 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Banjarnegara – Membangun sebuah negara untuk mencapai kemajuan, tidak bisa hanya dilakukan pejabatnya atau rakyatnya saja. Dua-duanya harus bekerja sama dan saling bahu membahu agar kemajuan bangsa yang diinginkan bersama, bisa terwujud.

“Negara ini bukan hanya milik pejabat. Tapi negara ini juga bukan hanya milik rakyat. Negara ini milik semuanya. Sehingga, harus saling mendukung, saling gotong royong, dan bekerja sama untuk mencapai kemajuan,” Kata Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dalam acara Mujahadah Akbar Perangkat Desa di Alun-alun Banjarnegara yang turut dihadiri Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Kamis (14/9).

Ulama kharismatik itu menganalogikan kerja sama antara rakyat dan pejabat itu seperti sebuah bangunan. Ada yang berperan menjadi genteng untuk melindungi dari panas dan hujan, ada yang berperan sebagai pilar untuk menguatkan bangunan, dan ada yang menjadi lantai untuk diinjak penghuninya. Tidak mungkin semua menjadi genteng, atau menjadi bagian bangunan yang lain.

“Rasulullah pernah menyampaikan,  antara sesama umat muslim itu bagaikan suatu bangunan yg kokoh. Saling mendukung satu dengan yang lain. Bukan aku kok gela (kecewa) dadi tegel, aku gela dadi gendeng. Ndak. Sing dadi gendeng yo sabar dengan urusan gendenge, sing dadi tegel diidak-idak terus. Ya Alhamdulillah sabar dengan idak-idake, sing dadi pilar. Alhamdulillah dadi pilar bisa kokoh, menjaga dari atas dan bawah,” jelasnya.

Habib berpesan agar kedua belah pihak bisa bekerja sama dan berdialog dengan baik. Bagi pemimpin wajib tahu apa yang menjadi keluhan masyarakat. Dan rakyat, tidak boleh hanya mengeluh saja kepada para pemimpinnya, namun harus bekerja sama dengan pemimpin.

Dadi rakyat ngeluh wae, pemimpinne ya mumet. Coba kalau laporannya, Pak Gub di kelurahan saya semua pekerjaan bagus, ekonomi bagus, semua sehat, saleh, mboten sah bantu dhateng mriki, dhateng tempat liyane mawon. Niki warga sing apik. Nek warga ngeluh terus, kapan arep maju,” sorotnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo merasa senang para kepala desa dan perangkatnya di Kabupaten Banjarnegara mengikuti kegiatan salawatan. Sebab, salawat bisa mendekatkan mereka pada penciptanya, sehingga memunculkan kesadaran berbuat jujur.

“Kalau kades dan perangkatnya sadar, Insyaa Allah Pak Jokowi, Pak Presiden ora deg-degan. Iki nganggo dana desanya bener apa ora ya,” ujarnya.

Jika kades maupun perangkatnya jujur, imbuh dia, dana desa yang setiap tahun diberikan dengan jumlah yang besar, pasti akan sangat bermanfaat bagi rakyat.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait