MTQ Tak Sekadar Pertontonkan Eksklusivitas Spiritual

  • 19 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

Boyolali –  Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Umum ke-27 Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2017, menjadi wahana untuk menciptakan generasi unggulan yang mampu menjadi teladan dan pelopor peradaban. Tidak hanya menguasai Ilmu agama, tetapi juga mampu mempraktekkan, serta menjunjung tinggi etika dan moral.

“Saya ingin MTQ kali ini menjadi wahana untuk mencintai, mendalami, menghayati dan mengamalkan hukum dan ajaran Agama Islam, baik itu fikih, tafsir, hadis, nahwu, akhlak, ushul fikih, tarikh, balaghah, dan tata bahasa arab,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP pada Pembukaan MTQ Umum ke-27 tahun 2017 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Senin (18/12) malam.

Menurut gubernur, MTQ telah melahirkan paradigma baru bagi keberagamaan umat Islam Indonesia. Sejak kali pertama dicanangkan secara nasional pada 1968, MTQ memberikan nuansa khas budaya keberagamaan ala Indonesia. Karenanya hampir dipastikan, fenomena MTQ menjadi trade mark tradisi religius umat Islam Jawa Tengah.

“MTQ tidak sekadar mempertontonkan eksklusivitas spiritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai keberagamaan atau pluralitas yang tecermin dari nuansa tradisi 35 kabupaten/ kota dalam hiruk-pikuk hajatan tahunan ini,” bebernya.

Pada MTQ ke-27 bertema “Dengan MTQ Umum XXVII/2017 Kita Tingkatkan Kecintaan, Pemahaman, dan Pengamalan Isi Kandungan Alquran Serta Kesiapan Kafilah Jateng Menuju Sukses Prestasi Dalam MTQ Nasional XXVII/2018 di Medan”, terdapat tiga hal yang menjadi efek positif. Antara lain, menanamkan kecintaan seni Al Quran pada generasi muda untuk meneruskan estafet religiusitas sumber ajaran Islam tersebut.

Selain itu, MTQ juga menjadi sarana dakwah Islamiyah, serta memberikan nilai ekonomi. Sebab, melalui pelaksanaan MTQ akan menjadi media mobilisasi masyarakat yang memungkinkan terjadinya transaksi ekonomi yang dinamis, terutama untuk masyarakat sekitar.

Kegiatan keagamaan seperti itu yang harus sering dilakukan dalam rangka membangun mental dan spiritual generasi bangsa. Baik dari segi sosial maupun peningkatan kualitas moral dalam memahami nilai-nilai ajaran agama Islam, sekaligus sebagai sarana berlatih untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi di bidang agama Islam.

“Event ini juga harus menjadi ajang silaturahmi, bertukar pikiran, pengalaman dan meningkatkan solidaritas persaudaraan dalam rangka membangun rasa persatuan dan kesatuan,” imbuh gubernur.

Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Jawa Tengah, Farhani SH MM menambahkan kegiatan yang berlangsung selama empat hari dari 18-21 Desember itu, bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, mempererat dan memperkokoh ukhuwah islamiyah meningkatkan prestasi Jawa Tengah di bidang pengembangan tilawah dan tafid Quran, serta persiapan menghadapi MTQ Nasional ke- 27/ 2018.

MTQ yang diikuti kontingen kafilah dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, melombakan tujuh cabang dengan beberapa kategori. Antara lain tilawah, tahfidz, tafzir tartil dan sartil Quran, serta khat.

Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan piala bergilir MTQ Umum dari Bupati Pati, Haryanto sebagai kabupaten pemenang MTQ Umum 2016 kepada Wakil Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko, kemudian diserahkan kepada Ketua Umum LPTQ Jawa Tengah, Farhani.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

 

Berita Terkait