Modernisasi Pertanian Dorong Generasi Muda Terjun ke Sawah

  • 30 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Demak – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong penerapan sistem pertanian dengan peralatan modern. Cara semacam itu sekaligus menarik generasi muda untuk terjun ke sawah atau menggeluti usaha bidang pertanian.

“Saat tadi tanam padi menggunakan empat transplanter, salah satunya anak muda. Ketika ditanya kenapa mau turun sawah, karena memakai alat transplanter. Dia merasa bertaninya lebih mudah, cepat, dan menarik,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP usai menghadiri sekaligus Tanam Padi Perdana Masa Tanam 2017/2018 dan Pencanangan Refugia di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Senin (30/10).

Ia menyebutkan, modernisasi di bidang pertanian merupakan salah satu mimpinya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Kalau petani bisa memodernisasi dengan mekanisasi, tenaga kerja dan waktu dalam pengerjaan akan lebih efisien.

Dengan menanam bibit padi menggunakan transplanter, proses penanaman komoditas pokok tersebut berjalan lebih cepat, lebih rapi, dan masih ada beberapa kelebihan lain dibanding secara penanaman manual. Karenanya, apabila petani bisa memodernisasi dengan mekanisasi, akan dapat mengefisiensi tenaga dan waktu.

“Mimpi saya modernisasi di bidang pertanian, terutama dalam proses penanaman, kalau bisa pada masa tanam pertama (MT 1) 2017/2018 di Demak ini digerakkan,” imbuh Ganjar.

Menurutnya, moderisasi petanian juga mengajarkan petani menjadi entrepreneur atau wirausaha di bidang pertanian. Bagaimana lebih efisien dalam pengelolaannya dengan hasil pascapanen lebih baik. Cara menjualnya pun tidak hanya gabah tapi sudah berupa beras. Petani juga diajari packaging atau pengemasan, penjualan, serta menjaga kualitas.

“Bentuk modernisasi pertanian yang telah dilakukan kita adalah pemberian bantuan traktor, transplanter, dan alat pemanen (harvester) bagi petani yang tergabung dalam kelompok petani, serta aplikasi-aplikasi bidang pertanian. Kita juga ingin mendorong kelompok tani dapat mengakses sistem informasi yang dimiliki pemprov atau aplikasi-aplikasi petani, antara lain harga komoditas pertanian, sehingga berputar pengalaman dan menyelesaikan masalah,” terang gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Yuni Astuti serta petani setempat melakukan penanaman bibit padi menggunakan transplanter di area pertanian Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam, yang merupakan daerah program “1.000 Desa Mandiri Benih”.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait