Menteri PPPA dan Sekda pun Ikut Dolanan pada Hari Anak Nasional di Jateng

  • 12 Jul
  • ikp
  • No Comments

MAGELANG – Sejumlah permainan tradisional atau dolanan khas Jawa Tengah, dimainkan dalam peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (12/7/2025). Otok-otok, dakon, hingga prosesi tedak siten, ditampilkan dalam event bertajuk ‘Do-Land Festival’ tersebut.

 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Arifah Fauzi juga dibuat kepincut dengan permainan tradisional yang diperagakan. Arifah bersama Sekda Jateng, Bupati Magelang Grengseng Pamuji, dan Ketua Forum Anak Jateng Prajnaputra Piyakusuma, membuka acara dengan memutar mainan otok-otok di atas panggung.

 

Menteri Arifah bersama Sekda dan rombongan, melihat dan menjajal permainan dakon, bersama anak-anak. Dia tak canggung duduk lesehan, demi mengenang permainan masa kecilnya.

 

Arifah mengatakan Do-Land Festival merupakan upaya mengenalkan kembali dan mengingatkan kembali, negara Indonesia kaya akan permainan tradisional.

 

“Fokusnya adalah bermain permainan tradisional, menyanyikan lagu daerah, menyanyikan lagu nasional, adanya dongeng tentang pahlawan. Ini sebagai upaya agar anak terlepas dari gadget, meminimalisasi penggunaan gadget,” ungkapnya.

 

Menteri PPPA berharap, kegiatan dolanan bisa menjadi salah satu solusi meminimalisasi penggunaan gawai pada anak-anak.

 

“Untuk peringatan HAN, anak Indonesia adalah bersaudara. Ini akan dikuatkan di mana-mana, agar kita bersama-sama menjadi bagian keluarga Indonesia,” ucapnya.

 

Sekda Jateng Sumarno mengatakan, anak-anak harus bahagia, seperti saat melakukan permainan tradisional. Peringatan kali itu juga sebagai perhatian terhadap anak-anak.

 

“Tentu saja, anak-anak punya kewajiban belajar yang rajin. Mereka butuh perhatian dari kita, pemerintah, masyarakat, bagaimana kita melindungi anak kita, hingga pemenuhan hak anak,” ujarnya.

 

Ditambahkan, pemprov tetap berkomitmen mendengar suara anak-anak dalam perencanaan pembangunan. Mereka selalu dilibatkan pada pembangunan, yang tentu saja ramah anak.

 

Ketua Forum Anak Nasional Jawa Tengah Prajnaputra Piyakusuma menyampaikan, saat ini masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekerasan, baik daring maupun luring.

 

“Perkembangan gadget (gawai) juga banyak anak yang mengalami kekerasan, ada pornografi, pelecehan seksual. Itu menjadi keresahan kami,” ujarnya.

 

Sejauh ini, pihaknya terus melakukan upaya. Termasuk bersama Pemprov Jateng yang selama ini telah memfasilitasi pembentukan forum anak, dalam menyampaikan wadah dan aspirasi anak.

 

“Kami berharap dinas terkait untuk melibatkan anak dalam setiap keputusan yang diambil, karena yang melanjutkan tongkat estafet negara adalah anak-anak generasi muda,” kata Prajnaputra. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait