Makin Positif, Aset KPRI Bhakti Praja Melebihi Rp92 M

  • 04 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kinerja KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah semakin menunjukkan perkembangan positif. Ditinjau dari jumlah anggota, hingga Oktober tahun ini tercatat setidaknya ada 4.740 anggota. Sementara itu, pencairan jumlah pinjaman anggota hingga akhir September 2018, telah mencapai lebih dari Rp 34,229 miliar.

Hasil itu dipaparkan Wakil Ketua KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah Edy Joko Pramono, SH MH MT saat menghadiri Rapat Anggota Penetapan Rencana Kerja, Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 dan Penetapan Rencana Kerja Pengawas Tahun 2019 di Gedung E Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (4/12).

“Jadi ada kenaikan 36,04 persen jika dibandingkan pada tahun 2017. Dari keberhasilan yang ada, tentu pengurus memahami masih ada sedikit kendala yang perlu diselesaikan. Di antaranya tingkat partisipasi aktif anggota dalam memanfaatkan pelayanan koperasi masih rendah. Dari 4.740 anggota yang memanfaatkan baru 40 persen,” lanjutnya.

Edy menjelaskan, untuk meningkatkan partisipasi aktif anggota koperasi, KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah memberikan hadiah langsung kepada anggota yang mengajukan pinjaman pada kurun waktu Oktober-November 2018.

“Misalnya pinjam Rp 50 juta dikasih TV. Selain itu, kami mengintensifkan usaha yang sudah ada,” jelasnya.

Perkembangan positif KPRI Bhakti Praja disambut baik Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP. Dikatakannya, salah satu bukti konkret dari perkembangan positif itu adalah aset koperasi yang melebihi Rp92 miliar.

“Saya melihat KPRI Bhakti Praja semakin hari semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan yang nyata ditandai dengan aset kita kurang lebih Rp92 miliar lebih,” ujarnya mengapresiasi.

Sri Puryono berharap, transparansi dan integritas KPRI Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah terus dikedepankan. Selain itu, harus mempertahankan demokratisasi dalam mengelola koperasi. Apabila muncul kendala, hendaknya segera bermusyawarah.

“Saya rasa demokratisasi KPRI Bhakti Praja sudah terwujud. Apa-apa dirembuk, termasuk saat ini Bapak/Ibu diajak untuk menyusun anggaran belanja pada tahun 2019 dan ini merupakan wujud transparansi dari koperasi kita,” ujarnya.

Sri Puryono juga meminta pengurus dan direksi KPRI Bhakti Praja Jawa Tengah dapat sigap menangkap peluang pasar yang menjanjikan. Dia mencontohkan, pada era digital seperti saat ini memungkinkan dikembangkannya program kredit berbasis aplikasi.

“Pada era digital ini, nanti bisa dikembangkan hutang menggunakan aplikasi. Tidak usah selalu datang ke sini, kalau saat verifikasi baru datang. (Kredit) masuk ke rekening kalau sudah disetujui. Koperasi kita semakin banyak yang pinjam, semakin bergairah. Hutang boleh, tapi jangan ngemplang,” pungkas alumnus UGM ini.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait