Makan untuk Manjakan Lidah atau Investasikan Kesehatan?

  • 06 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Apa pertimbangan Anda ketika memilih makanan? Sebagian besar orang bisa jadi akan menjawab jika enak atau tidak enaknya makananlah yang menjadi pertimbangannya.
Hal itu diungkapkan Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, pada Webinar Kanker pada Perempuan, Antara Mitos dan Fakta, yang diselenggarakan DWP Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Kamis (6/5/2021). Menurutnya, rasa memang masih menjadi pertimbangan utama menentukan makanan. Namun, terkadang masyarakat lupa memperhatikan sehat tidaknya makanan, baik dilihat dari aspek pengajian, pengolahan, hingga komposisi yang berimbang.
“Padahal, kualitas makanan yang dikonsumsi akan menentukan kualitas hidup seseorang. Pola makanan sehat akan menurunkan risiko kanker,” beber Atikoh.
Diakui, kanker menjadi penyakit yang mengancam, khususnya pada perempuan. Berdasarkan data Globocan pada 2018, dua besar kanker terbanyak pada perempuan semua kelompok umur adalah kanker payudara dan serviks. Masih tingginya kasus kanker tak lepas dari terbatasnya akses informasi yang akurat tentang kanker, termasuk pencegahan kanker, dan minimnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker.
Atikoh menambahkan, manajemen diet dengan pengaturan pola makan sehat, ditambah perubahan gaya hidup, dapat mencegah risiko kanker pada perempuan. Dia pun membagikan tips bagaimana menurunkan risiko kanker melalui pola makan yang sehat.
Pertama, hindari makanan pemicu senyawa karsinogenik, dengan pengolahan makanan yang tepat dan menghindari zat aditif makanan. Jangan memasak makanan pada suhu tinggi dalam waktu lama, atau menggunakan minyak jelantah. Perhatikan bahan makanan tambahan yang digunakan, hindari pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin, jauhi makanan yang mengandung bahan pengawet, misalnya formaldehid, boraks, sodium nitrit, sodium benzoat, serta pewarna nonmakanan rodhamin B dan methanil yelow.
“Kalau beli minuman atau makanan dalam kemasan, perhatikan komposisinya. Hindari makanan dengan zar aditif. Kurangi pula daging olahan dan makanan siap saji,” tegasnya.
Konsumsi gula dan lemak, menurut dia yang juga Ketua TP PKK Jawa Tengah ini, mesti dibatasi. Sebab, sel-sel lemak akan melepaskan protein inflamasi yang dapat merusak DNA sehingga memicu pertumbuhan sel kanker. Perbanyak konsumsi makanan yang berpotensi mengandung antikarsinogen, seperti sayuran dan buah. Makanan itu mengsndung vitamin E, C, E, selenium, asam folat, niasin atau vitamin B3, vitsmin D, seng (Zn), polifenol dan flavonoid. Jangan lupa perbanyak konsumsi air putih.
“Hati-hati makan makanan yang dibakar langsung di atas arang, sebab berisiko mengandung zat karsinogenik. Memang enak, tapi kembali lagi, pilihannya mau memanjakan lidah atau menginvestasikan kesehatan,” sorotnya.
Tak kalah pentingnya, Atikoh mengingatkan perempuan untuk tidak malas bergerak, mengingat risiko kanker dapat meningkat jika tubuh kurang aktif bergerak. Lakukan olahraga yang mudah, yakni jalan, dengan intensitas minimal 30 menit dengan rutin.
“Olahraga harusnya jadi kebutuhan. Awalnya mungkin pegal-pegal, tapi lama kelamaan akan muncul hormon kebahagiaan. Olahraga bukan untuk didiskusikan, tapi untuk dilakukan,” tegas ibu satu anak ini.
Dalam kesempatan itu, Ketua DWP Provinsi Jawa Tengah Tutik Herru Setiadhie, juga mengajak perempuan untuk menyadari bahaya kanker, melakukan pola hidup sehat, agar risiko kanker berkurang. Kenali gejalanya, dan segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih dini.
Dia menceritakan pengalamannya saat melawan kanker kelenjar getah bening yang dialami 15 tahun lalu. Awalnya, Tutik mengabaikan rasa sakit pada perut, bahkan hingga kejang perut, BAB tanpa padatan, sakit pada ulu hati, hingga sulit bernafas. Dia baru tahu terkena kanker setelah menjalani pemeriksaan di Jakarta. Kemoterapi dijalani selama delapan tahun.
“Satu setengah tahun saya merasakan sakit luar biasa. Tapi saya akan memberikan tips bagi yang sudah kemoterapi, lakukan self healing dengan menyemangati diri sendiri, saya sehat, saya kuat,  saya diberi umur panjang yang barokah. Dan satu hal yang memberi kekuatan saya hingga sekarang, dengan merukyah diri sendiri dan bersedekah,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait