Majukan SDM Bidang Kesehatan di Daerah 3T

  • 02 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Komitmen Unika Soegijapranata untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di bidang kesehatan diwujudkan dengan mengawali pembangunan kampus baru Fakultas Kedokteran di Komplek BSB. Lahan seluas tujuh hektaree telah disiapkan untuk mendirikan kampus ramah lingkungan tersebut.

“Sejak tahun 2015 kami sudah memiliki lahan di BSB seluas lima hektare dan tahun 2018 kami menambah dua hektare, sehingga total luas lahannya tujuh hektare. Cita-cita kami untuk memajukan SDM di bidang kesehatan di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) menjadi prioritas, karena tenaga kesehatan di daerah 3T sangat memprihatinkan,” jelas Ketua Umum Yayasan Sandjojo Dr Agus Suryono MM saat menghadiri Peletakan Batu Pertama dalam rangka Pembangunan Fakultas Kedokteran dan Kampus Baru Unika Soegijapranata, Rabu (2/1).

Agus menerangkan, kampus baru Unika Soegijapranata memiliki konsep inovative program cluster (IPC). Artinya, kampus dengan subyek unggulan yang memiliki program-program saling terkait, di mana program unggulannya adalah pangan dan kesehatan. Pihaknya berharap, dengan didirikannya kampus baru, Unika Soegijapranata dapat menjadi kampus acuan bagi perguruan tinggi swasta di Tanah Air.

“Harapan kami di kemudian hari kampus baru ini dapat mengembangkan technopark berbasis pangan dan kesehatan dan kampus baru ini benar-benar dapat menjadi acuan (benchmark) bagi perguruan tinggi swasta di Indonesia,” harapnya.

Agus menambahkan, apabila surat izin Fakultas Kedokteran itu segera terbit, maka penerimaan mahasiswa baru dapat dilakukan pada 2019. Sebab, pihaknya sudah memiliki gedung perkuliahan di tempat yang sama.

Senada dengan Agus, Rektor Unika Soegijapranata Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC menjelaskan, peletakan batu pertama kampus baru di BSB merupakan tonggak sejarah bagi Unika Soegijapranata yang sebetulnya sudah dimulai pada tahun 2015. Dalam visinya, kampus baru ini dibangun menggunakan semangat green and smart kampus.

“Ini agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar (learning experience) yang utuh dengan dukungan suasana yang kondusif serta dilengkapi dengan fasilitas berwawasan lingkungan, ramah disabilitas, dan modern,” terangnya.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof H Mohamad Nasir, PhD Ak menuturkan, inisiasi Unika Soegijapranata membangun kampus baru Fakultas Kedokteran selaras dengan fokus pemerintah untuk membangun SDM berkualitas, baik dari aspek pendidikan maupun kesehatan. Pihaknya berharap, legalitas kampus baru Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata dapat segera terbit.

“Saya berterima kasih kepada Unika yang sudah berinisiasi mendirikan Fakultas Kedokteran ini dalam rangka untuk meningkatkan kesehatan manusia Indonesia. Mudah-mudahan surat izin tidak terlalu lama keluar untuk pembangunan karena persiapannya sudah baik,” harapnya.

Pada era perubahan dan revolusi industri 4.0 ini, Nasir menegaskan, tidak ada dikotomi antara perguruan tinggi negeri dan swasta. Namun, keduanya harus mengedepankan kualitas pendidikan agar mampu menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.

“Kita harus menghilangkan dikotomi negeri dan swasta. Hanya perguruan tinggi bermutu yang dicari masyarakat. Perguruan tinggi bermutu bisa dari perguruan tinggi negeri atau swasta,” tegasnya.

Nasir berpesan, untuk menghadapi tantangan global, pembangunan SDM juga diarahkan untuk berpikir terbuka dan mampu berkolaborasi.

“Kita harus mengembangkan open mind, open heart, dan open willing. Ini menjadi sangat penting supaya kita dapat memajukan negara Indonesia. Distance learning akan saya dukung penuh,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyambut baik inisiasi pembangunan kampus baru Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata di BSB. Pihaknya berharap, bekal pendidikan kedokteran di bangku kuliah nantinya dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Mudah-mudahan dengan pembangunan pendidikan di sektor kesehatan dapat membantu pemerintah dalam menyukseskan program-program kesehatan. Karena pendidikan kesehatan menjadi faktor kunci dalam pembangunan SDM. Ini sejalan dengan obsesi presiden pada tahun 2019 adalah pembangunan di sektor SDM,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait