Mahasiswa Diminta Ikut Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

  • 18 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Yogyakarta – Membangun daerah terutama pedesaan dengan berbagai karakteristiknya bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Peran mahasiswa dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dimiliki juga penting dalam memajukan pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Mahasiswa terutama dari Jateng diharapkan bisa mendorong kemajuan daerah, membuat beragam program yang mampu memberdayakan masyarakat, membangun desa tanpa meninggalkan kearifan lokal atau tidak ngawur,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pada acara Temu Mahasiswa Jateng di Wisma Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Kompleks UGM Jogjakarta, Selasa (18/4).

Kegiatan yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jateng itu mengusung tema “Peran Mahasiswa Jateng dalam Pembangunan Desa Tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal” itu, juga menghadirkan narasumber guru besar ilmu budaya UGM, Prof Dr Heddy Shri Ahisma Putra MA MPhil dan Budayawan Jateng, Yani Sapto Hudojo. Menurut Ganjar, sudah semestinya semua pihak bersama-sama mengambil peran dalam pembangunan.

“Apa saja yang harus kita lakukan. Pemerintah punya power, kebijakan, dan anÄ£aran, selain itu juga dibutuhkan program-program dari semua pihak untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah di perdesaan,” katanya.

Di hadapan seratusan mahasiswa dari berbagai daerah di Jateng yang sedang menempuh pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Jogjakarta itu, Ganjar yang juga Ketua Umum Kagama menjelaskan karakter orang desa biasanya dari sisi profesi sebagian besar petani dengan luas lahan garapan kurang dari dua hektare, menjadi buruh tani, atau nelaya. Sehingga tidak sedikit yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Menurutnya, model pembangunan dengan partisipasi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Ilmu agama bisa masuk pada beragam kegiatan keagamaan. Mahasiswa dari ilmu pengetahuan politik dapat mengajari masyarakat berdemokrasi yang baik. Mahasiswa jurusan ekonomi berbagi ilmu dengan masyarakat bagaimana mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah di perdesaan, sekaligus menjadi pelaku usaha yang mandiri.

Sedangkan bagi mahasiswa yang menguasai sektor pertanian jangan segan menularkan ilmu cara bertani modern, agar petani tidak bergantung pada alam atau cuaca karena telah ada rekayasa teknologi. Apalagi sekarang pola konsumsi masyarakat perkotaan cenderung menggemari bermacam produk pangan alami atau organik, bahkan menjadikannya sebagai gaya hidup.

“Pertanian organik saat ini banyak di gandrungi masyarakat, maka tidak heran kalau mempunyai nilai jual tinggi. Keingginan masyarakat hidup sehat dengan produk pangan alami sudah menjadi lifestyle sehingga tidak peduli dengan harga tinggi,” bebernya.

Hasil pendataan petani di Jateng, kata Ganjar, sebagian besar memiliki lahan kurang dari dua hektare. Kondisi itu tersebar hampir di seluruh daerah dan terbanyak di Kabupaten Grobogan. Karenanya, salah satu upaya memajukan desa kategori miskin, Pemprov Jateng telah merintis program desa berdikari. Melalui kawasan desa berdikari diharapkan suatu daerah tersebut dapat mengembangkan potensi yang ada, misalnya potensi desa wisata atau potensi lokal lainnya guna pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kalau PR-PR (pekerjaan rumah) tentang kemiskinan dan pembangunan di desa bisa diselesaikan maka sangat luar biasa. Dengan pendekatan kultural atau budaya akan memudahkan kita mengetahui permasalahan warga. Agar mereka punya kesadaran untuk bertindak dan memperbaiki kualitas hidupnya dan ini butuh kontribusi semua pihak, termasuk mahasiswa,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jateng itu juga menyempatkan berdialog dengan sejumlah mahasiswa antara lain dari Kabupaten Batang, Klaten, dan Cilacap. Para mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Pelajar itu bertanya tentang berbagai hal seperti harapan adanya perguruan tinggi di Batang, pemekaran Cilacap, serta perlindungan lingkungan dari perusahaan penambangan semen.

Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait