Lulusan Kepamongprajaan Mesti “Hangabehi”

  • 20 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Drs Budi Wibowo MSi terpilih kembali menjadi Ketua DPP Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Jawa Tengah. Budi akan memimpin organisasi tersebut selama lima tahun mendatang (periode 2017-2022)

“Saya siap melaksanakan amanah yang diberikan. Mudah-mudahan amanah dapat saya laksanakan dengan baik dan lancar, dengan berkah Allah,” kata Budi saat memberikan sambutan pada Kongres Provinsi II IKAPTK di Hotel Kesambi Hijau, Senin (19/6).

Dia pun mengajak kepada seluruh anggotanya agar memberikan daya dukung, baik bagi pemerintah provinsi maupun kabupaten/ kota dalam mewujudkan berbagai program pembangunan. Unsur IKAPTK yang beranggotakan para birokrat sudah semestinya punya semangat mengabdi dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam percepatan pembangunan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang juga sebagai penasihat IKAPTK menambahkan, lulusan sekolah Kepamongprajaan harus bisa hangabehi. Apabila diterjemahkan secara bebas, artinya adalah bisa bergaul dengan siapa pun. Lebih rinci Heru menjelaskan, ketika lulusan sekolah Kepamongprajaan berada di posisi tertentu di pemerintahan, dia bisa melayani siapa pun, tanpa memandang latar belakang politik, agama, atau etnis tertentu.

“Itulah jiwa Pancasila. Jadi siapapun yang mengaku pamong praja, apalagi dididik di institusi kepamongprajaan, pasti harus bisa hangabehi. Istilah bahasa Jawanya, kita harus bisa ngrengkuh kabeh. Melayani semua, mengayomi semua,” urainya.

Heru mencontohkan, ketika lulusan institusi kepamongprajaan menjadi anak buah, dia mesti bisa menjadi anak buah bagi siapapun pemimpinnya. Atau sebaliknya, ketika menjadi pemimpin, dia bisa memiliki anak buah siapa saja.  Misalnya anak buah dari perguruan tinggi yang berbeda, atau justru pendidikannya rendah.

Melayani dengan tidak membeda-bedakan, sambung Heru, menjadi prinsip dasar. Itu adalah jiwa dan perwujudan sikap birokrat yang Pancasilais. “Pemerintah akan kuat dan lestari bila tetap memegang Pancasila. Dengan Pancasila, kita tidak akan terkecoh dengan aliran eksklusivisme, radikalisme,” pesan mantan Bupati Purbalingga ini.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor: Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait