Lina : “Santunan Ini Akan Saya Gunakan untuk Pendidikan Anak”

  • 10 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Lina Ena Panuntun, istri Maulana Affandi, tak kuasa menahan air mata saat acara Penyerahan Santunan Tabungan Hari Tua (THT) dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari PT Taspen, di Ruang Rapat Lantai II Kantor Gubernur, Senin (10/7).

Sepanjang acara, istri salah satu anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Jawa Tengah yang menjadi korban Helikopter HR 3602 yang terjatuh di Bukit Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7) lalu itu berusaha menahan tangis. Namun, isaknya kembali pecah saat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menggendong dan mencium wajah putra semata wayangnya, Desta Diumna Biyakta Affandi (7 bulan), usai menyerahkan santunan.

Sembari terisak, wanita warga Boja, Kabupaten Kendal itu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian kepada para korban kecelakaan helikopter. Ia berharap, putranya kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi semua dan hebat seperti ayahnya.

“Jika bisa memilih, berapa pun uang yang diberikan, saya akan memilih suami saya hidup. Saya berterima kasih atas perhatian dari pemerintah, santunan ini akan saya gunakan untuk pendidikan dan masa depan anak saya,” ucapnya lirih.

Senada disampaikan Dina Ria Setyawati (34). Istri Budi Restiyanto ini mengaku masih kerap menangis saat teringat suami yang telah pergi untuk selama-lamanya. Terlebih ketika kedua buah hatinya Anugerah Eka Putra (8) dan Safaras Rajendra Putra (6) menanyakan keberadaan ayahnya. Karena masih dirindung duka, putra pertamanya enggan ikut ke acara penyerahan santunan. Bocah kelas tiga SD itu akan sedih bila teringat sang ayah yang telah berpulang.

“Kalau anak yang pertama sudah mengerti ayahnya telah meninggal, tapi anak yang kedua masih sering menanyakan ayahnya. Mungkin karena masih kecil, sehingga belum paham betul meskipun sudah tahu ayahnya telah meninggal tetapi kadang masih tanya keberadaan ayahnya,” tutur wanita Warga Beringin Lestari, Kota Semarang itu.

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi PT Taspen yang merespon cepat pemberian santunan THT dan JKK kepada keluarga korban kecelakaan helikopter. Menurutnya, para almarhum merupakan pejuang kemanusiaan yang luar biasa sehingga patut mendapat penghargaan serta penghormatan setinggi-tingginya.

“Harus dikhlaskan dan kita mendoakan terus menerus, mereka adalah pejuang-pejuang kemanusiaan yang luar biasa. Ini yang akan membikin teman-teman Basarnas semangat mengabdi kepada bangsa, negara, masyarakat, dan kemanusiaan,” terangnya.

Empat anggota Basarnas yang menjadi korban merupakan ASN, sehingga berhak atas tabungan dan santunan. Santunan yang diberikan kepada keluarga sekaligus jaminan pendidikan putra-putri para korban hingga lulus sarjana (S1).

Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Teknologi Informatika PT Taspen, Faisal Rachman menjelaskan sejak disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi ASN, PT Taspen (Persero) diberi amanah untuk mengelola JKK dan JKM (Jaminan Kematian) bagi para ASN.

“Maka ahli waris dari empat korban yang merupakan ASN Basarnas yang gugur tersebut berhak mendapatkan Manfaat THT yang terdiri dari Asuransi Dwiguna dan Asuransi Kematian,” jelasnya.

Manfaat JKK yaitu santunan kematian, uang duka tewas, biaya pemakaman, dan beasiswa. Selain menjamin beasiswa putra-putri almarhum hingga sarjana, pihak istri korban juga masih berhak menerima gaji selama enam bulan ke depan kemudian akan menerima dana pensiun. Khusus untuk Desta Doumna Biyakta Affandi, anak Maulana Affandi tidak memperoleh beasiswa karena masih berusia di bawah lima tahun.

Ia menyebutkan keempat istri korban yaitu, Lina Ena Panuntun istri dari Maulana Affandi menerima santunan Rp 189.468.740, Rizky Winahyu Putri (Catur Bambang Sulistyo) Rp 260.451.400, Isti Astuti (Nyoto Purwanto) Rp 253.907.700, Dina Ria Setyawati (Budi Restiyanto) Rp 242.473.300.

Sebagai informasi, Helikopter HR 3602 terjatuh di Bukit Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7), dan menewaskan delapan korban. Empat korban merupakan anggota TNI AL dan empat lainnya anggota Basarnas Jateng, yakni Maulana Affandi, Catur Bambang Sulistyo, Nyoto Purwanto, dan Budi Restiyanto.

Helikopter Dauphin warna oranye tersebut sebelumnya disiagakan di pintu keluar tol Gringsing, Kabupaten Batang, selama arus mudik dan balik Lebaran 2017. Heli itu kemudian diinstruksikan bertolak ke Banjarnegara untuk membantu proses evakuasi korban letusan Kawah Sileri di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait