Lembaga Pendidikan Kesehatan Diminta Aktif Sosialisasi Kesehatan ke Masyarakat

  • 10 Aug
  • ikp
  • No Comments

KUDUS – Lembaga Pendidikan Kesehatan diminta makin aktif memberikan sosialisasi ke masyarakat terkait masalah kesehatan. Kolaborasi dalam mewujudkan masyarakat sehat, sangat diperlukan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, beberapa persoalan kesehatan di Jawa Tengah perlu mendapat perhatian banyak pihak. Menurutnya, kolaborasi yang dapat dilakukan adalah menyosialisasikan program kesehatan.

Untuk itu, wagub berharap seluruh pihak dapat mendukung upaya pemerintah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kesehatan, seperti menangani penyakit cacar monyet, Covid-19, menekan stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, hingga mencegah buang air besar sembarangan.

“Saya tambah senang dengan adanya launching Itekes Cendekia Utama Kudus. Dengan perubahan status Stikes menjadi Itekes, diharapkan dapat mendukung program pemerintah, serta membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi Jateng, terutama di sektor kesehatan,” kata Gus Yasin, sapaan wagub, di sela launching Institut Teknologi Kesehatan (Itekes) Cendekia Utama Kudus, Rabu (10/8/2022).

Wagub mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak pekerjaan rumah di sektor kesehatan yang harus diselesaikan, dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk dengan Itekes Cendekia Utama. Terlebih saat ini banyak penyakit dan wabah yang merebak seperti cacar monyet dan Covid-19. Tidak kalah penting adalah untuk menyongsong Indonesia Emas harus menyiapkan generasi bebas dari stunting, menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan, dan lainnya.

Gus Yasin berharap, keberadaan Itekes Cendekia Utama sebagai lembaga pendidikan bidang kesehatan di Kudus dapat memberikan pendidikan lebih kepada para mahasiswa dan masyarakat. Sehingga masyarakat akan lebih memahami dan peduli tentang pentingnya kesehatan.

Dia mengatakan, untuk mencapai negara yang maju maka tidak bisa lepas dari kesehatan. Bahkan dalam agama Islam, umat muslim juga diminta peduli terhadap kesehatan. Dicontohkan perihal buang air besar (BAB) tidak boleh di jalanan atau di tempat air tergenang. Perilaku BAB sembarangan berdasarkan literasi kesehatan juga memberikan pengaruh atau dampak sangat luas, baik dari sisi sosial, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.

“Ketika BAB sembarangan di Jateng mengalami penurunan, angka kemiskinan ikut turun dan kesehatan menjadi meningkat, stunting berkurang. Itu masih dari satu aspek terkait BAB sembarangan, belum aspek lainnya. Bagaimana kalau kita benar-benar menyiapkan generasi sehat sejak dini,” terangnya. (Humas Jateng)*ul

 

Berita Terkait