Lari Marathon, Ganjar Dihentikan Warga yang Bagikan Jambu

  • 18 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Mungkid – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali terlibat dalam ajang Borobudur Marathon 2018. Didampingi istri tercinta, Siti Atikoh, Ganjar turun mengikuti lomba dengan kategori 10 K.

Meski start bersamaan, namun Ganjar dan Siti Atikoh menyentuh garis finish berbeda. Pautan waktunya cukup jauh. Pasalnya, Ganjar tidak bisa fokus berlari. Sepanjang jalan, ia selalu dihentikan warga dan para peserta yang ingin meminta berfoto bersama.

Dengan ramah, gubernur pun melayani mereka dengan senyum khasnya. Bahkan di salah satu sudut jalan, ia dihentikan oleh warga yang ingin memberi jambu air.

Pak mandhek sik, tak pekke jambu (pak berhenti dulu, saya ambilkan jambu),” kata pria tersebut.

Mendengar itu, Ganjar langsung berhenti dan melihat pohon jambu milik warga Borobudur itu.

Ya wis penekno (ya sudah cepat panjatkan),” kata gubernur dengan gaya ceplas ceplosnya.

Setelah disetujui, pria itu langsung memanjat pohon jambu di depan rumahnya. Jambu air berwarna merah itu langsung dipetik dan dibagi-bagikan kepada Ganjar dan peserta lainnya.

“Saya senang sekali melihat situasi ini, dan saya yakin peserta lainnya juga merasakan hal yang sama. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam event ini sangat tinggi. Ada sentuhan persaudaraan, persatuan dari warga kepada peserta, ini yang terasa betul sangat kuat yang di tempat lain nggak ada,” kata Ganjar.

Selain antusiasme masyarakat, kearifan lokal dan budaya tradisional lanjut Ganjar juga begitu nampak. Banyak anak yang menampilkan kesenian tradisional, salah satunya tari Barongan.

Di pinggir jalan, para penari Barongan dengan semangat menghibur para peserta, tak terkecuali Ganjar Pranowo. Tertarik dengan pertunjukan kesenian tradisional tersebut, Ganjar berhenti sejenak untuk ngevlog.

Bahkan, mantan anggota DPR RI ini juga ikut menari Barongan. Sontak saja, aksi Ganjar itu membuat para pelari semakin bersemangat dan ikut menari.

“Saya senang anak-anak kecil bisa tampil menari tradisional, orang akan merasa disambut meriah. Ini juga ajang promosi yang bagus untuk kesenian tradisional kita kepada dunia,” paparnya.

Terkait kegiatan Borobudur Marathon 2018 ini, mantan anggota DPR RI itu mengaku sangat puas. Ke depan, ia akan terus memromosikan gelaran itu agar menjadi ajang berkelas dunia.

“Kalau bisa menyaingi Tokyo Marathon, Boston Marathon, New York Marathon dan lainnya. Makanya kami akan siapkan di tahun kelima nanti segalanya, termasuk infrastruktur seperti jalan dan penginapan, manajemen transportasi dan dengan suport masyarakat yang menjadi pelengkap,” tutupnya.

Ajang Borobudur Marathon 2018 menjadi contoh suksesnya pengembangan sport tourism di Jawa Tengah. Terbukti, sebanyak 10.000 peserta mengikuti event itu dan membuat hotel-hotel dan homestay di kawasan Borobudur penuh.

Tak hanya olahraga, Borobudur Marathon yang sudah dihelat empat kali itu juga menawarkan konsep wisata. Pemandangan alami pedesaan dengan ikon Candi Borobudur membuat para peserta tertarik mengikuti event tersebut.

Penulis : Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait