Lapas Risiko Tinggi Nusakambangan Dilengkapi Peralatan Canggih

  • 22 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

Cilacap – Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H Laoly, bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Deputi  Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Injen Pol Arman Depari, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, serta Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono meninjau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) High Risk di Pulau Nusakambangan, Jumat (22/12).

Tiba di titik pertama kunjungan di Lapas Kelas 1 Batu High Risk Narkotika Nusakambangan, rombongan masuk dan mengecek kondisi ruangan lapas narapidana kasus narkotika. Khususnya narapidana atau gembong narkoba yang ditengarai berpotensi membangun jaringan peredaran obat-obatan terlarang.

“Di sini kami menerapkan super maximum security, dimonitor CCTV, blok sel juga dipantau CCTV selama 24 jam untuk setiap napi. Mereka keluar hanya saat konseling,” ujar Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di sela-sela kunjungan di Lapas Nusakambangan.

Selain penjagaan dan pengawasan super ketat, lanjut dia, lapas Kelas 1 Batu yang diperuntukan bagi narapidana high risk narkoba, juga dilengkapi dengan peralatan canggih dan berteknologi tinggi. Termasuk peraturan saat besuk juga sangat ketat, napi tidak bisa bertemu atau bertatapan langsung dengan tamu.

“Antara napi dan tamu dibatasi kaca antipecah atau sejenis fiber dan berkomunikasi melalui iphone. Iphone direkam sehingga pembicaraan mereka dapat diketahui. Penjenguk juga dibatasi, hanya keluarga inti,” terangnya.

Yasonna Laoly menjelaskan, sementara ini bangunan baru tersebut masih kosong dan siap digunakan setelah assessment personel atau petugas selesai. Sedangkan penentuan serta penempatan narapidana high risk di Lapas Batu dan Pasir Putih itu, akan melibatkan BNN dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Di sini memang akan diisi orang-orang yang kita anggap potensial membangun jaringan. Maka kita bersama-sama menjaga daerah ini untuk menjadi lapas super maximum security (SMS). Kerja sama pemasyarakatan dengan Polri, BNN, dan BNPT harus semakin kuat,” imbuhnya.

Usai dari Lapas Kelas 1 Batu High Risk Narkotika, rombongan meninjau Lapas SMS Pasir Putih yang diperuntukan bagi terpidana kasus terorisme. Upaya pemisahan napi khusus itu dilakukan agar tidak menimbulkan dampak negatif dalam pembinaan napi, serta lebih mudah dalam pengawasaan dan program deradikalisasi.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait