Lama Tak Bertemu, Atikoh Langsung Diserbu Curhatan Kader

  • 22 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Lama tak bertemu karena pandemi Covid-19, pada acara Workshop dan Pelatihan Penguatan Peran Posyandu dalam Mendukung Keberhasilan Imunisasi Dasar untuk Pencapaian SDG’S Provinsi Jawa Tengah, di Hotel MG Setos, Jumat (22/10/2021), Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah langsung diserbu curhatan para kader PKK desa/ kelurahan. Tak hanya persoalan di lapangan, tapi juga keberhasilan yang telah dilakukan para kader.

Seperti yang disampaikan kader dari Rembang, Dwi Susilowati. Dia menyampaikan jika pelaksanaan imunisasi untuk bayi selama pandemi ini tetap berjalan, dan ditentukan setiap tanggal 15. Namun, agar tidak berdesakan, lokasinya dipindahkan dari Puskesmas Pembantu (Pustu) ke Balai Desa yang lebih luas. Waktu pelayanannya pun dijadwal agar tidak terjadi penumpukan, mengingat pelayanan dilakukan untuk sembilan Posyandu.

Dwi menambahkan, antusiasme warga untuk imunisasi terhitung tinggi, meski saat awal pandemi sempat terjadi keraguan terkait risiko penyebaran Covid-19. Untuk vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil, semula memang banyak yang menolak dengan alasan takut, atau belum ada izin dari suami.

“Kader mencari bumil dengan usia kehamilan lebih dari 13 minggu, sulitnya luar biasa. Sekarang, dengan banyaknya sosialisasi, banyak yang ikut. Malah pada antre,” ungkapnya.

Sementara, kader dari Brebes, Yuli Astuti, mengadukan jika Posyandu yang dibinanya masih mengandalkan swadaya masyarakat. Baik dalam pemenuhan pemberian makanan tambahan (PMT), hingga pengadaan peralatan. Namun, pihaknya masih kesulitan untuk mengadakan peralatan, seperti alat pengukur panjang badan, baik untuk posyandu yang ditanganinya maupun posyandu lain di kelurahan tempat tinggalnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengapresiasi apa yang sudah dilakukan para kader, untuk mengaktifkan kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak, di tengah pandemi Covid-19. Termasuk, inovasi yang dilakukan, seperti yang disampaikan kader dari Kota Semarang yang telah melakukan door to door untuk mengukur anak, sekaligus sosialisasi khususnya mengenai kesehatan ibu dan anak.

“Saya apresiasi pelayanan di posyandu yang tetap berjalan meskipun door to door, dengan memperhatikan kondisi wilayahnya, dan melakukan persiapan terkait dengan protokol kesehatan (prokes). Jadi ada SOP-nya yang harus benar-benar ditaati,” bebernya.

Atikoh juga menyoroti pentingnya imunisasi, terutama untuk balita. Dia berharap para orang tua tidak lengah, dan tetap memperhatikan imunisasi anak sesuai usianya, mengingat imunisasi dilakukan untuk membentengi anak agar terhindar dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

“Kalau imunitas kuat, ibarat tentara kuat kalau ada musuh langsung dipukul. Tapi alhamdulillah para kader sudah sangat faham, dan antusiasme masyarakat untuk imunisasi balita, bahkan imunisasi Covid untuk ibu hamil, itu juga luar biasa. Jadi ini kan untuk membentuk SDM yang handal,” kata Atikoh.

Menurutnya, Posyandu harus tetap berjalan meskipun tidak bisa melakukan operasional secara normal seperti hari-hari biasa, mengingat salah satu pencegahan stunting yang paling efektif itu melalui posyandu. Jadi, dengan edukasi kepada ibu hamil, pasangan usia subur, maupun yang memiliki balita, agar jangan sampai telat ketika penimbangan, untuk bisa melihat, mengevaluasi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan sebagainya. Hal itu dibutuhkan untuk pencegahan stunting.

“Inovasi kader sangat diperlukan, dari sisi bagaimana bisa mengedukasi masyarakat. Dengan keterbatasan interaksi, tentu sangat dibutuhkan bisa memanfaatkan teknologi. Mereka yang door to door itu di sela penimbangan, bisa sekaligus melakukan edukasi,” tandas Atikoh. (Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait