Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Lahirkan Solusi Riil, Program Desalinasi Pempov Jateng Terus Diperluas
- 31 Jul
- ikp
- No Comments

BREBES – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Universitas Diponegoro (Undip) Semarang terus memperluas jangkauan program desalinasi di sejumlah daerah.
Setelah pada Maret 2025 lalu program desalinasi dilaksanakan di Rusunawa Slamaran Kota Pekalongan, pada Rabu, (30/7/2025) Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, meresmikan instalasi desalinasi air di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes.
Program itu benar-benar memberikan kebermanfaatan kepada warga, karena teknologinya mampu mengubah air payau menjadi air tawar yang siap konsumsi.
Taj Yasin mengatakan, program ini memberikan banyak dampak positif. Salah satunya, menjadi solusi nyata bagi masyarakat yang menghadapi kesulitan mengakses air bersih layak konsumsi
“Ini kali kedua saya ke sini. Waktu kemarin penanaman mangrove serentak ya, dan kali ini bersama Undip menginisiasi desalinasi, jadi mengubah air payau menjadi air tawar dan siap dikonsumsi. Ini saya rasa bermanfaat,” ujar wagub.
Dia mengungkapkan rasa bangga, karena teknologi desalinasi di Jateng, sepenuhnya dikembangkan oleh anak bangsa, tanpa perlu bergantung pada impor. Sebelumnya, Taj Yasin sempat ditawari teknologi dari luar negeri, antara lain Jerman dan Israel.
“Tapi alhamdulillah, ternyata orang Indonesia hebat. Ini kampus yang membikin, 100 persen dari Undip, pemikirannya dari kampus Undip,” beber Gus Yasin, sapaan wagub.
Menurutnya, kehadiran teknologi desalinasi tidak hanya menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, tapi juga membuka potensi ekonomi baru di desa. Sebab, dengan kemudahan air yang layak konsumsi itu mempermudah UMKM-UMKM untuk berwirausaha.
“Kepala Desa Randusanga malah senang. Karena di sini sudah ada (UMKM) sirup rumput laut. Sehingga ada desalinasi ini, bisa nanti untuk membantu menumbuhkan, mengembangkan UMKM yang ada di desa itu,” lanjutnya.
Pun demikian, Gus Yasin menekankan pentingnya tata kelola yang inklusif dan berkelanjutan dari pengalolaan desalinasi tersebut. Dia berharap, pemasukan yang diperoleh harus ada yang disisihkan untuk keperluan pembangunan desa, termasuk perawatan alat desalinasi.
“Ini harus dikelola. Masyarakat terdampak jangan hanya separuh, semuanya harus merata,” pesannya.
Gus Yasin menegaskan, program desalinasi akan terus berlanjut ke wilayah pesisir lainnya.
“Di Jawa Tengah sudah dua kita anjurkan, dan kita masih ada lagi nanti yang di Kabupaten Demak, Pati. Dan untuk di tahun depan, kita akan berlanjut lagi di daerah-daerah pesisir, seperti di Brebes ini,” ucapnya.
Kepala Desa Randusanga Kulon, Affan Setyono menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemprov Jateng, atas bantuan desalinasi ini. Dia menjelaskan, air hasil desalinasi mulai dibagikan kepada warga secara gratis sebulan ke depan.
“Atas nama Desa Randusanga Kulon, saya yang pertama mengucapkan terima kasih kepada Provinsi Jawa Tengah, dengan adanya desalinasi ini, dan telah dihibahkan ke SPAM kami yang sudah dibentuk. Untuk satu bulan kami gratiskan untuk masyarakat, khususnya masyarakat Desa Randusanga Kulon,” tuturnya.
Saat ini, kata Affan, satu kepala keluarga mendapat bagian satu jeriken. Jumlah kepala keluarga di desa tersebut sekitar 2.685 KK.
“Karena desalinasi itu juga bahan bakunya dari air payau menjadi air RO (reverse osmosis), maka ini sehat. Insyaallah dengan 4.000 liter atau 2.000 jeriken, nanti masyarakat ikut merasakan semuanya. Kami siap mengelola, dan nantinya dijual dengan harga untuk operasional saja,” tambahnya.
Program desalinasi ini menjadi bukti kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi, yang mampu melahirkan solusi riil dan berdampak langsung bagi masyarakat. (Humas Jateng)*ul



